Posts

Showing posts from 2013

Seperti Kamu

Seperti bunga yang tak pernah lelah memancarkan indahnya Seperti rembulan yang tetap bersinar meski dalam kegelapan Seperti rintik hujan di padang pasir yang menghapus dahaga  Seperti senja di tepian pantai yang terkesan memberi romantika Seperti bola mata itu yang selalu bisa hadirkan bahagia Seperti senyum itu yang pandai sekali tentramkan jiwa Seperti kamu....

Terima Kasih Ya :)

Aku hanya mampu berterima kasih. Apa lagi kata yang harus ku ucap selain terima kasih? Kamu memang luar biasa. Kenapa Tuhan memilih aku untuk menjadi tokoh dalam kisah ini? Kenapa Tuhan memilih kamu yang menjadi lawannya? Oh iya, Tuhan percaya aku bisa melakukannya. Sekali lagi, kamu memang luar biasa. Dari kamu, aku belajar banyak hal. Mungkin ini maksud-Nya membiarkan semua ini terjadi. Mungkin memang harus seperti ini dulu. Terima kasih ya, untuk semua yang telah terjadi di antara kita. Kamu membuatnya begitu variatif. Aku sampai harus berpikir lebih. Meski kadang pada akhirnya perasaan ini selalu bisa mendominasi. Maklum, aku hanya perempuan. Komposisi akal dan perasaan kurang seimbang. Kalau sudah begitu hanya senyuman yang bisa merekah menghiasi wajahku. Kemudian di bagian kisah yang lain kamu mampu membuatnya menjadi bulir-bulir air mata. Ternyata aku hanya berada di bawah kekuasaan perasaanku. Kamu memang luar biasa. Terima kasih ya, untuk semua yang telah terjadi di a

Selamat Datang Senja

Sejumput sapa Atas kedatanganmu Emosi diterpa Anggaplah tamu Di sini aku bisa istirahat sejenak dari kebisingan yang memekakkan telinga Di sini aku bisa istirahat sejenak dari kemelut yang mengungkung jiwa Lihatlah... Kepakkan sayap burung-burung di sana Lenggak-lenggok tarian pepohonan Hembusan angin yang berlomba Selamat datang senja Mari berpesta dalam jingga Merasa waktu bergulir manja Tenggelam dalam pesonamu yang tak hingga

Kejutan

Selamat ulang tahun :) Maaf, waktu membuat asumsimu menguasainya. Kami tidak pernah melupakannya. Hari ini begitu istimewa. Sungguh. Apa situs jejaring sosial itu merabunkan batinmu? Apa karena ucapan mereka yang lebih dulu kau ketahui? Lantas asumsi negatif itu menjalar dalam pikir dan hatimu. Mungkin istilah itu benar, niat baik tak selalu diteima baik. Kami memang sengaja menundanya, menunggu semuanya berkumpul, merayakan kebahagiaan bersama. Namun, tak disangka waktu begitu besar pengaruhnya. Bukan pesta air mata yang kami harapkan. Bukan. Ke mana perginya senyum itu? Mengapa air mata justru hadir? Mereka tidak diundang! Kau membuyarkan seluruh angan tentang keindahan itu. Pada akhirnya kecewalah yang meresapi celah hati. Kami hanya inginkan kebahagiaanmu. Hanya itu. Asumsimu tak benar. Tolong dengarkan penjelasan kami. Tolong jangan tutup hati lembut itu dengan perihal yang belum kau ketahui benar. Maaf, mungkin cara kami yang salah. Kami hanya ingin buat nuansa berbeda.

Pesta Air Mata

Beberapa hari sebelum hari ini Kami telah mengingatnya Kami mulai sibuk membuat rencana Mana sanggup kami melupakannya Beberapa hari sebelum hari ini Kami sudah mengatur rencana Pengurangan saldo tabungan bukan masalah Mana sanggup kami melupakannya Beberapa hari sebelum hari ini Kami membayangkan kebahagiaannya Kami mengharapkan yang terbaik Mana sanggup kami melupakannya Namun.... Manusia hanya mampu berencana Manusia hanya mampu berharap Manusia hanya mampu berdoa Ketika hari ini tiba Ketika rencana itu kami wujudkan Kami terkejut Padahal kami ingin memberimu kejutan Ketika hari ini tiba Ketika rencana itu kami wujudkan Kami tak sanggup menerima Asumsimu tak benar Tidak... Kami sengaja memberi kejutan yang ditunda Kami telah menrencanakannya Mana sanggup kami melupakannya Engkau bidadari tanpa sayap kami Tetaplah bersinar dengan cahaya hangatmu Selamat ulang tahun Semoga Allah memberkahimu

Harapan dan Khayalan Itu Beda Tipis?

Entah karena pesimis atau ambisius atau apalah sebutannya, Siska sudah tak mengerti lagi apa yang telah terjadi padanya. Bayangan pria itu seperti tak lelah bertengger, berputar-putar dalam memori otaknya.  "Aaaaaaah apa aku sudah gila? Sepertinya dia memang telah membuatku tergila-gila! Bagaimana ini?" ungkap Siska di depan cermin dalam kamarnya. Siska seperti keranjingan segala sesuatu tentang pria itu. Tak jarang dia berlagak seperti detektif. Mencari tahu segala hal yang bersangkutan dengan pria itu. Bahkan  tak pernah lelah memikirkan seseorang yang belum tentu memikirkannya juga. Dia bahkan baru mengenalnya ketika ada acara kampus bulan lalu. Berbagai cara telah dilakukan Siska hanya untuk mencari informasi mengenai pria itu. Sulit sekali rasanya bahkan hanya untuk mengetahui namanya. Sampai saat ini Siska juga belum tahu pasti apa yang menyebabkan pria itu begitu memesonanya.   Hari demi hari berlalu, Siska terus berusaha menjalankan misinya, entah akan ja

Hai, Oktober!

Hai, Oktober! Aku tahu ini bukan tanggal 1 Aku tahu mereka biasa menyapamu saat kau baru hadir kemudian menggantungkan banyak harapan padamu Hai, Oktober! Sapaanku bukan sekadar menyambutmu Sapaanku bukan karena harapan-harapan yang tergantung itu Bukan... Hai, Oktober! Aku hanya ingin berbagi Terima kasih telah hadir Meski aku tahu kau akan pergi nanti...

Semenjak Hari Itu

Mikha masih termenung di sudut ruang kamar kosnya. Meski ruangan itu dicat biru supaya memberi kesan sejuk, kali ini Mikha justru merasa dadanya begitu sesak, panas. Dia masih butuh waktu sendiri untuk memikirkan semuanya. Hanya termangu menatap jendela kamarnya yang sejak pagi tadi ia lakukan, bahkan untuk sekedar makan pun dia tidak ingat.   Mikha seperti terhipnotis. Kebetulan kuliahnya hari ini ditiadakan. Mobilitas tubuhnya hampir nol, pikirannya sibuk memutar memori kenangan masa lalu. Namun pipinya tidak lantas basah, seperti ada yang menyumbat kelenjar air matanya. Peristiwa itu sepertinya begitu dahsyat menghantam batin gadis gemuk berambut ikal ini. Reno, lelaki yang selama ini dicintai Mikha, tiba-tiba memutuskan hubungan mereka dengan alasan telah menemukan wanita lain yang lebih menarik perhatiannya. Mikha tidak menyangka bahwa Reno akan tega melakukan hal itu kepadanya. Perjalanan panjang cinta mereka yang telah terajut selama tiga tahun belakangan ini seperti sand

Catatan Kecil Untukmu

Hai ! Iya, kau yang punya senyum seindah itu. Apa kabarmu hari ini? Baik? Jangan tanya kabarku yang selalu membaik tiap melihatmu. Kau memiliki daya magis yang hebat. Setiap ada kesedihan yang mulai berani mendekatiku, kehadiranmu selalu berhasil mengusirnya. Meskipun kau tidak melakukan apa pun. Meskipun kau hanya berdiri di seberang sana. Kau tetap saja mampu mengusir kesedihan itu. Hebat. Memang, kata-kata Tere Liye ada benarnya, seseorang yang sedang jatuh cinta terkadang terbelenggu oleh ilusi yang diciptakan oleh hatinya sendiri. Ia tak kuasa lagi membedakan mana yang benar-benar nyata, mana yang hasil kreasi hatinya yang sedang memendam rindu. Kejadian-kejadian kecil, cukup sudah untuk membuatnya senang. Merasa seolah-olah itu kabar baik.  Bukan masalah besar bagiku bila harus terkungkung dalam imajinasi tentangmu. Aku bisa menikmatinya. Menikmati pesona yang kau pancarkan. Menikmati kata-katamu yang sederhana tapi bermakna. Menikmati gerak-gerikmu dari kejauhan. Me

Kepulan Rindu

Waktu memang begitu ajaib mengemas semua rindu yang terasa. Lihatlah! Rindu-rindu itu kini mulai berani mengepul. Tidakkah kau melihatnya? Mereka bersaing dengan gerombolan awan di langit yang indah di sana. Bukan. Bukan aku yang membuatnya terlepas begitu saja. Aku sudah menahannya semampuku. Sungguh. Namun, kau yang tidak pernah berhenti menyetorkan rindu-rindu itu. Setiap bayangan tentang senyum indah itu, selalu menambah jumlah rindu yang tertampung. Aku juga hanya wanita biasa, punya keterbatasan. Kau yang luar biasa. Sekarang sudah bulan ke sembilan di tahun ini. Itu artinya lima belas bulan aku menampung semua rindu itu. Wajar bukan jika saat ini rindu-rindu akhirnya mengepul? Kau selalu saja menambah rindu yang baru. Jadi, kupikir tak masalah jika kepulan rindu itu kini menuju langit yang indah di sana. Aku masih tetap bisa melihatnya, juga merasakannya. Begitu indah. Tenang saja, mereka tidak akan hilang, sepertinya mereka telah nyaman di sana.  Aku memang tidak bisa

Beasiswa Data Print

Program beasiswa DataPrint telah memasuki tahun ketiga. Setelah sukses mengadakan program beasiswa di tahun 2011 dan 2012, maka DataPrint kembali membuat program beasiswa bagi penggunanya yang berstatus pelajar dan mahasiswa.  Hingga saat ini lebih dari 1000 beasiswa telah diberikan bagi penggunanya. Di tahun 2013 sebanyak 500 beasiswa akan diberikan bagi pendaftar yang terseleksi. Program beasiswa dibagi dalam dua periode. Tidak ada sistem kuota berdasarkan daerah dan atau sekolah/perguruan tinggi. Hal ini bertujuan agar beasiswa dapat diterima secara merata bagi seluruh pengguna DataPrint.  Beasiswa terbagi dalam tiga nominal yaitu Rp 250 ribu, Rp 500 ribu dan Rp 1 juta. Dana beasiswa akan diberikan satu kali bagi peserta yang lolos penilaian. Aspek penilaian berdasarkan dari essay, prestasi dan keaktifan peserta. Adapun peraturan cara penulisan essay adalah sebagai berikut : 1. Essay merupakan opini pribadi. Tuangkan ide kamu semenarik mungkin. 2. Penulisan dan ta

Ah Kamu (2)

Wajahmu kupandang lekat Bayangmu dalam imajiku begitu pekat Tolong jangan buatku nekat Aku paham kamu hebat Aku terlalu sibuk menunggu Padahal hidup bukan sekedar lagu Tak sangka dihampiri ragu Karena hanya mampu bertopang dagu Kamu datang tanpa disuruh Ketika aku mulai berpeluh Sepertinya harapan itu telah luruh Kukira kamu yang inginkan jauh Kurasa sudah terlambat Hati ini memang pernah tertambat Ketakutan itu cukup menghambat Membuat rasa enggan merambat Ah kamu tidak peka Cintaku bukan jenaka Tak perlu coba membuka Jika hanya torehkan luka Ya, aku merasa payah Rasa ini tak salah Harusnya tak mengharap upah Agar tak dirundung gelisah Aku coba buatnya tiada Meski terasa sesak dalam dada Katanya harapan itu masih ada Selama belum terbaring di keranda Biar saja di sini sendiri Aku tak mampu terus lari Kubariskan seluruh jari Supaya indah suatu hari

Jangan Tanya Aku

Jangan tanyakan padaku berapa kali aku merasa kecewa pada sikap atau ucapanmu. Kamu terlalu teguh memelihara 'ketidakacuhan' mu itu. Tak bisakah kamu bagi rasa pedulimu itu padaku? Sedikit saja. Hmm bertanya dan meminta itu beda kan ? Lisan yang kamu luncurkan memang sederhana. Katanya ucapan yang keluar itu ibarat anak panah yang meluncur. Nah tak jarang sesederhana itu pula ucapanmu menancap tepat di hatiku.  Ya mungkin ini salahku karena tak bisa mencari celahmu. Aku terhipnotis pesonamu. Ketika ekspektasi begitu jauh dengan realita, maka lahirlah kecewa. Jangan tanyakan padaku berapa kali senyum kamu mampu membuat hati ini luluh kembali. Ah senyummu seperti berlomba dengan narkoba. Pandai sekali mencari celah dalam aliran darahku untuk membuatku ketagihan. Sejauh ini aku hanya mampu menikmatinya saja. Entah akan bagaimana efek jangka panjangnya. Jangan tanyakan padaku bagaimana diri ini jatuh bangun mencintamu. Rasanya sudah tak terhitung berapa kali aku ingin meng

Ah Kamu...

Dulu ketika jam telah menunjukkan pukul 02.00 dini hari dan kita masih melakukan percakapan melalui pesan singkat, kamu pernah memintaku untuk membangunkanmu jam 5 subuh. Harus ku akui bahwa tidur merupakan salah satu dari kegemaranku. Tapi aku begitu bersemangat ketika mendapat permintaan darimu itu. Meskipun untuk mengabulkannya aku harus menjaga mataku supaya tak lekas terlelap. Aku rela menyita waktu tidurku hanya supaya bisa mengabulkan permintaanmu yang begitu sederhana. Aku rela memaksa mataku agar tetap terjaga. Aku rela. Rela.  Tapi kamu takkan pernah tahu kan? Kamu takkan pernah tahu bagaimana aku menanggapi permintaanmu yang sederhana itu. Kamu takkan pernah tahu betapa diri ini menganggap hal sederhana tentangmu itu begitu istimewa. Kamu takkan pernah tahu selama tiga jam aku hanya memandangi jam di kamarku. Yang kamu tahu hanyalah deringan telepon genggammu tepat jam 5 subuh. Aku tak ingin telat satu menit pun. Ah tapi itu dulu. Rasanya waktu begitu cepat mengubah

C-I-N-T-A ?

Cinta, gabungan lima huruf yang membentuk sebuah kata. Sebuah kata yang mampu mengubah segalanya. Cinta bagai angin yang hanya mampu dirasa kehadirannya. Cinta itu tak masuk akal ! Buat apa mencinta sesuatu yang tak bisa membalasnya? Buat apa mencinta sesuatu yang pada akhirnya hanya menciptakan kecewa? Tapi memang seperti itulah cinta. Seperti kedua orangtua yang tetap mencinta anaknya meski mereka sadar tak akan mendapat balasan setimpal. Cinta tak mengharap imbalan. Cinta itu tulus. Tapi memang seperti itulah cinta. Seperti cinta-Nya kepada segala yang diciptakan meski Dia tahu akan dikecewakan. Cinta tak mengharap kesempurnaan. Cinta itu memaafkan. Ya, cinta memang tak masuk akal. Terkadang akal tak mampu menjadi media untuk semua hal. Mungkin itulah mengapa tuhan menyisipkan perasaan. Supaya mampu merasa. Rasa yang belum mampu seutuhnya diterima akal.

Mengenal Kampung Lio

Image
  Kamis (21/3/2013), saya dan beberapa teman lain pergi menuju Kampung Lio. Tujuan awal kami mengunjungi Kampung Lio sederhana, memenuhi tugas praktikum Geografi Manusia 2. Kami memilih menggunakan sepeda motor melalui jalan lokal yang lebih berkelok dibanding jalan raya tapi tidak terlalu banyak kendaraan. Setelah menelan waktu sekitar dua puluh menit, kami sampai di lokasi destinasi, Kampung Lio. Waktu yang dilalui terbilang singkat selain karena jarak Kampung Lio dari kampus yang tidak terlalu jauh, lokasi Kampung Lio mudah ditemukan karena sebelum memasuki daerah tersebut ada gapura yang terbangun sehingga memberi kemudahan pada kami. Gapura Kampung Lio Ternyata nama tidak selalu menggambarkan kondisi. Meski disebut kampung, tapi Kampung Lio tidak seperti kampung sungguhan seperti yang ada dalam bayangan saya.