Posts

Kejutan

Selamat ulang tahun :) Maaf, waktu membuat asumsimu menguasainya. Kami tidak pernah melupakannya. Hari ini begitu istimewa. Sungguh. Apa situs jejaring sosial itu merabunkan batinmu? Apa karena ucapan mereka yang lebih dulu kau ketahui? Lantas asumsi negatif itu menjalar dalam pikir dan hatimu. Mungkin istilah itu benar, niat baik tak selalu diteima baik. Kami memang sengaja menundanya, menunggu semuanya berkumpul, merayakan kebahagiaan bersama. Namun, tak disangka waktu begitu besar pengaruhnya. Bukan pesta air mata yang kami harapkan. Bukan. Ke mana perginya senyum itu? Mengapa air mata justru hadir? Mereka tidak diundang! Kau membuyarkan seluruh angan tentang keindahan itu. Pada akhirnya kecewalah yang meresapi celah hati. Kami hanya inginkan kebahagiaanmu. Hanya itu. Asumsimu tak benar. Tolong dengarkan penjelasan kami. Tolong jangan tutup hati lembut itu dengan perihal yang belum kau ketahui benar. Maaf, mungkin cara kami yang salah. Kami hanya ingin buat nuansa berbeda.

Pesta Air Mata

Beberapa hari sebelum hari ini Kami telah mengingatnya Kami mulai sibuk membuat rencana Mana sanggup kami melupakannya Beberapa hari sebelum hari ini Kami sudah mengatur rencana Pengurangan saldo tabungan bukan masalah Mana sanggup kami melupakannya Beberapa hari sebelum hari ini Kami membayangkan kebahagiaannya Kami mengharapkan yang terbaik Mana sanggup kami melupakannya Namun.... Manusia hanya mampu berencana Manusia hanya mampu berharap Manusia hanya mampu berdoa Ketika hari ini tiba Ketika rencana itu kami wujudkan Kami terkejut Padahal kami ingin memberimu kejutan Ketika hari ini tiba Ketika rencana itu kami wujudkan Kami tak sanggup menerima Asumsimu tak benar Tidak... Kami sengaja memberi kejutan yang ditunda Kami telah menrencanakannya Mana sanggup kami melupakannya Engkau bidadari tanpa sayap kami Tetaplah bersinar dengan cahaya hangatmu Selamat ulang tahun Semoga Allah memberkahimu

Harapan dan Khayalan Itu Beda Tipis?

Entah karena pesimis atau ambisius atau apalah sebutannya, Siska sudah tak mengerti lagi apa yang telah terjadi padanya. Bayangan pria itu seperti tak lelah bertengger, berputar-putar dalam memori otaknya.  "Aaaaaaah apa aku sudah gila? Sepertinya dia memang telah membuatku tergila-gila! Bagaimana ini?" ungkap Siska di depan cermin dalam kamarnya. Siska seperti keranjingan segala sesuatu tentang pria itu. Tak jarang dia berlagak seperti detektif. Mencari tahu segala hal yang bersangkutan dengan pria itu. Bahkan  tak pernah lelah memikirkan seseorang yang belum tentu memikirkannya juga. Dia bahkan baru mengenalnya ketika ada acara kampus bulan lalu. Berbagai cara telah dilakukan Siska hanya untuk mencari informasi mengenai pria itu. Sulit sekali rasanya bahkan hanya untuk mengetahui namanya. Sampai saat ini Siska juga belum tahu pasti apa yang menyebabkan pria itu begitu memesonanya.   Hari demi hari berlalu, Siska terus berusaha menjalankan misinya, entah akan ja

Hai, Oktober!

Hai, Oktober! Aku tahu ini bukan tanggal 1 Aku tahu mereka biasa menyapamu saat kau baru hadir kemudian menggantungkan banyak harapan padamu Hai, Oktober! Sapaanku bukan sekadar menyambutmu Sapaanku bukan karena harapan-harapan yang tergantung itu Bukan... Hai, Oktober! Aku hanya ingin berbagi Terima kasih telah hadir Meski aku tahu kau akan pergi nanti...

Semenjak Hari Itu

Mikha masih termenung di sudut ruang kamar kosnya. Meski ruangan itu dicat biru supaya memberi kesan sejuk, kali ini Mikha justru merasa dadanya begitu sesak, panas. Dia masih butuh waktu sendiri untuk memikirkan semuanya. Hanya termangu menatap jendela kamarnya yang sejak pagi tadi ia lakukan, bahkan untuk sekedar makan pun dia tidak ingat.   Mikha seperti terhipnotis. Kebetulan kuliahnya hari ini ditiadakan. Mobilitas tubuhnya hampir nol, pikirannya sibuk memutar memori kenangan masa lalu. Namun pipinya tidak lantas basah, seperti ada yang menyumbat kelenjar air matanya. Peristiwa itu sepertinya begitu dahsyat menghantam batin gadis gemuk berambut ikal ini. Reno, lelaki yang selama ini dicintai Mikha, tiba-tiba memutuskan hubungan mereka dengan alasan telah menemukan wanita lain yang lebih menarik perhatiannya. Mikha tidak menyangka bahwa Reno akan tega melakukan hal itu kepadanya. Perjalanan panjang cinta mereka yang telah terajut selama tiga tahun belakangan ini seperti sand

Catatan Kecil Untukmu

Hai ! Iya, kau yang punya senyum seindah itu. Apa kabarmu hari ini? Baik? Jangan tanya kabarku yang selalu membaik tiap melihatmu. Kau memiliki daya magis yang hebat. Setiap ada kesedihan yang mulai berani mendekatiku, kehadiranmu selalu berhasil mengusirnya. Meskipun kau tidak melakukan apa pun. Meskipun kau hanya berdiri di seberang sana. Kau tetap saja mampu mengusir kesedihan itu. Hebat. Memang, kata-kata Tere Liye ada benarnya, seseorang yang sedang jatuh cinta terkadang terbelenggu oleh ilusi yang diciptakan oleh hatinya sendiri. Ia tak kuasa lagi membedakan mana yang benar-benar nyata, mana yang hasil kreasi hatinya yang sedang memendam rindu. Kejadian-kejadian kecil, cukup sudah untuk membuatnya senang. Merasa seolah-olah itu kabar baik.  Bukan masalah besar bagiku bila harus terkungkung dalam imajinasi tentangmu. Aku bisa menikmatinya. Menikmati pesona yang kau pancarkan. Menikmati kata-katamu yang sederhana tapi bermakna. Menikmati gerak-gerikmu dari kejauhan. Me

Kepulan Rindu

Waktu memang begitu ajaib mengemas semua rindu yang terasa. Lihatlah! Rindu-rindu itu kini mulai berani mengepul. Tidakkah kau melihatnya? Mereka bersaing dengan gerombolan awan di langit yang indah di sana. Bukan. Bukan aku yang membuatnya terlepas begitu saja. Aku sudah menahannya semampuku. Sungguh. Namun, kau yang tidak pernah berhenti menyetorkan rindu-rindu itu. Setiap bayangan tentang senyum indah itu, selalu menambah jumlah rindu yang tertampung. Aku juga hanya wanita biasa, punya keterbatasan. Kau yang luar biasa. Sekarang sudah bulan ke sembilan di tahun ini. Itu artinya lima belas bulan aku menampung semua rindu itu. Wajar bukan jika saat ini rindu-rindu akhirnya mengepul? Kau selalu saja menambah rindu yang baru. Jadi, kupikir tak masalah jika kepulan rindu itu kini menuju langit yang indah di sana. Aku masih tetap bisa melihatnya, juga merasakannya. Begitu indah. Tenang saja, mereka tidak akan hilang, sepertinya mereka telah nyaman di sana.  Aku memang tidak bisa