Posts

Terima Kasih Ya :)

Aku hanya mampu berterima kasih. Apa lagi kata yang harus ku ucap selain terima kasih? Kamu memang luar biasa. Kenapa Tuhan memilih aku untuk menjadi tokoh dalam kisah ini? Kenapa Tuhan memilih kamu yang menjadi lawannya? Oh iya, Tuhan percaya aku bisa melakukannya. Sekali lagi, kamu memang luar biasa. Dari kamu, aku belajar banyak hal. Mungkin ini maksud-Nya membiarkan semua ini terjadi. Mungkin memang harus seperti ini dulu. Terima kasih ya, untuk semua yang telah terjadi di antara kita. Kamu membuatnya begitu variatif. Aku sampai harus berpikir lebih. Meski kadang pada akhirnya perasaan ini selalu bisa mendominasi. Maklum, aku hanya perempuan. Komposisi akal dan perasaan kurang seimbang. Kalau sudah begitu hanya senyuman yang bisa merekah menghiasi wajahku. Kemudian di bagian kisah yang lain kamu mampu membuatnya menjadi bulir-bulir air mata. Ternyata aku hanya berada di bawah kekuasaan perasaanku. Kamu memang luar biasa. Terima kasih ya, untuk semua yang telah terjadi di a

Selamat Datang Senja

Sejumput sapa Atas kedatanganmu Emosi diterpa Anggaplah tamu Di sini aku bisa istirahat sejenak dari kebisingan yang memekakkan telinga Di sini aku bisa istirahat sejenak dari kemelut yang mengungkung jiwa Lihatlah... Kepakkan sayap burung-burung di sana Lenggak-lenggok tarian pepohonan Hembusan angin yang berlomba Selamat datang senja Mari berpesta dalam jingga Merasa waktu bergulir manja Tenggelam dalam pesonamu yang tak hingga

Kejutan

Selamat ulang tahun :) Maaf, waktu membuat asumsimu menguasainya. Kami tidak pernah melupakannya. Hari ini begitu istimewa. Sungguh. Apa situs jejaring sosial itu merabunkan batinmu? Apa karena ucapan mereka yang lebih dulu kau ketahui? Lantas asumsi negatif itu menjalar dalam pikir dan hatimu. Mungkin istilah itu benar, niat baik tak selalu diteima baik. Kami memang sengaja menundanya, menunggu semuanya berkumpul, merayakan kebahagiaan bersama. Namun, tak disangka waktu begitu besar pengaruhnya. Bukan pesta air mata yang kami harapkan. Bukan. Ke mana perginya senyum itu? Mengapa air mata justru hadir? Mereka tidak diundang! Kau membuyarkan seluruh angan tentang keindahan itu. Pada akhirnya kecewalah yang meresapi celah hati. Kami hanya inginkan kebahagiaanmu. Hanya itu. Asumsimu tak benar. Tolong dengarkan penjelasan kami. Tolong jangan tutup hati lembut itu dengan perihal yang belum kau ketahui benar. Maaf, mungkin cara kami yang salah. Kami hanya ingin buat nuansa berbeda.

Pesta Air Mata

Beberapa hari sebelum hari ini Kami telah mengingatnya Kami mulai sibuk membuat rencana Mana sanggup kami melupakannya Beberapa hari sebelum hari ini Kami sudah mengatur rencana Pengurangan saldo tabungan bukan masalah Mana sanggup kami melupakannya Beberapa hari sebelum hari ini Kami membayangkan kebahagiaannya Kami mengharapkan yang terbaik Mana sanggup kami melupakannya Namun.... Manusia hanya mampu berencana Manusia hanya mampu berharap Manusia hanya mampu berdoa Ketika hari ini tiba Ketika rencana itu kami wujudkan Kami terkejut Padahal kami ingin memberimu kejutan Ketika hari ini tiba Ketika rencana itu kami wujudkan Kami tak sanggup menerima Asumsimu tak benar Tidak... Kami sengaja memberi kejutan yang ditunda Kami telah menrencanakannya Mana sanggup kami melupakannya Engkau bidadari tanpa sayap kami Tetaplah bersinar dengan cahaya hangatmu Selamat ulang tahun Semoga Allah memberkahimu

Harapan dan Khayalan Itu Beda Tipis?

Entah karena pesimis atau ambisius atau apalah sebutannya, Siska sudah tak mengerti lagi apa yang telah terjadi padanya. Bayangan pria itu seperti tak lelah bertengger, berputar-putar dalam memori otaknya.  "Aaaaaaah apa aku sudah gila? Sepertinya dia memang telah membuatku tergila-gila! Bagaimana ini?" ungkap Siska di depan cermin dalam kamarnya. Siska seperti keranjingan segala sesuatu tentang pria itu. Tak jarang dia berlagak seperti detektif. Mencari tahu segala hal yang bersangkutan dengan pria itu. Bahkan  tak pernah lelah memikirkan seseorang yang belum tentu memikirkannya juga. Dia bahkan baru mengenalnya ketika ada acara kampus bulan lalu. Berbagai cara telah dilakukan Siska hanya untuk mencari informasi mengenai pria itu. Sulit sekali rasanya bahkan hanya untuk mengetahui namanya. Sampai saat ini Siska juga belum tahu pasti apa yang menyebabkan pria itu begitu memesonanya.   Hari demi hari berlalu, Siska terus berusaha menjalankan misinya, entah akan ja

Hai, Oktober!

Hai, Oktober! Aku tahu ini bukan tanggal 1 Aku tahu mereka biasa menyapamu saat kau baru hadir kemudian menggantungkan banyak harapan padamu Hai, Oktober! Sapaanku bukan sekadar menyambutmu Sapaanku bukan karena harapan-harapan yang tergantung itu Bukan... Hai, Oktober! Aku hanya ingin berbagi Terima kasih telah hadir Meski aku tahu kau akan pergi nanti...

Semenjak Hari Itu

Mikha masih termenung di sudut ruang kamar kosnya. Meski ruangan itu dicat biru supaya memberi kesan sejuk, kali ini Mikha justru merasa dadanya begitu sesak, panas. Dia masih butuh waktu sendiri untuk memikirkan semuanya. Hanya termangu menatap jendela kamarnya yang sejak pagi tadi ia lakukan, bahkan untuk sekedar makan pun dia tidak ingat.   Mikha seperti terhipnotis. Kebetulan kuliahnya hari ini ditiadakan. Mobilitas tubuhnya hampir nol, pikirannya sibuk memutar memori kenangan masa lalu. Namun pipinya tidak lantas basah, seperti ada yang menyumbat kelenjar air matanya. Peristiwa itu sepertinya begitu dahsyat menghantam batin gadis gemuk berambut ikal ini. Reno, lelaki yang selama ini dicintai Mikha, tiba-tiba memutuskan hubungan mereka dengan alasan telah menemukan wanita lain yang lebih menarik perhatiannya. Mikha tidak menyangka bahwa Reno akan tega melakukan hal itu kepadanya. Perjalanan panjang cinta mereka yang telah terajut selama tiga tahun belakangan ini seperti sand