Posts

Cinta vs Akal

Cinta, gabungan lima huruf yang membentuk sebuah kata. Sebuah kata yang mampu mengubah segalanya. Cinta bagai angin yang hanya mampu dirasa kehadirannya. Cinta itu tak masuk akal ! Buat apa mencinta sesuatu yang tak bisa membalasnya? Buat apa mencinta sesuatu yang pada akhirnya hanya menciptakan kecewa? Tapi memang seperti itulah cinta. Seperti kedua orangtua yang tetap mencinta anaknya meski mereka sadar tak akan mendapat balasan setimpal. Cinta tak mengharap imbalan. Cinta itu tulus. Tapi memang seperti itulah cinta. Seperti cinta-Nya kepada segala yang diciptakan meski Dia tahu akan dikecewakan. Cinta tak mengharap kesempurnaan. Cinta itu memaafkan. Ya, cinta memang tak masuk akal. Terkadang akal tak mampu menjadi media untuk semua hal. Mungkin itulah mengapa tuhan menyisipkan perasaan. Supaya mampu merasa. Rasa yang belum mampu seutuhnya diterima akal.

Memendam Rindu

Image
Setiap bunga pasti memiliki keindahannya masing-masing. Percayalah. Bukan karena kamu tak memiliki keindahan, sehingga kumbang itu tak tertarik untuk menghisap madumu. Mungkin dia bukan kumbang yang kamu butuhkan. Sederhana saja. Tak perlu berasumsi terlalu kompleks sehingga membuat kamu terlalu berpikir. Nikmati dan rasakan saja sensasinya.  Mungkin saat ini Tuhan ingin kamu belajar bagaimana caranya memendam rindu. Agar pada waktu yang tepat nanti rindu-rindu itu bisa kamu lepaskan dengan cara yang indah. Membuatmu bahagia. Membuatnya bahagia. Tak perlu terburu-buru, Dia memberimu waktu supaya kamu bisa memancarkan keindahan itu. Kumbang itu hanya belum mampu melihat betapa indahnya mahkota yang kamu miliki. Dok. Pribadi (2013)

Seperti Kamu

Seperti bunga yang tak pernah lelah memancarkan indahnya Seperti rembulan yang tetap bersinar meski dalam kegelapan Seperti rintik hujan di padang pasir yang menghapus dahaga  Seperti senja di tepian pantai yang terkesan memberi romantika Seperti bola mata itu yang selalu bisa hadirkan bahagia Seperti senyum itu yang pandai sekali tentramkan jiwa Seperti kamu....

Terima Kasih Ya :)

Aku hanya mampu berterima kasih. Apa lagi kata yang harus ku ucap selain terima kasih? Kamu memang luar biasa. Kenapa Tuhan memilih aku untuk menjadi tokoh dalam kisah ini? Kenapa Tuhan memilih kamu yang menjadi lawannya? Oh iya, Tuhan percaya aku bisa melakukannya. Sekali lagi, kamu memang luar biasa. Dari kamu, aku belajar banyak hal. Mungkin ini maksud-Nya membiarkan semua ini terjadi. Mungkin memang harus seperti ini dulu. Terima kasih ya, untuk semua yang telah terjadi di antara kita. Kamu membuatnya begitu variatif. Aku sampai harus berpikir lebih. Meski kadang pada akhirnya perasaan ini selalu bisa mendominasi. Maklum, aku hanya perempuan. Komposisi akal dan perasaan kurang seimbang. Kalau sudah begitu hanya senyuman yang bisa merekah menghiasi wajahku. Kemudian di bagian kisah yang lain kamu mampu membuatnya menjadi bulir-bulir air mata. Ternyata aku hanya berada di bawah kekuasaan perasaanku. Kamu memang luar biasa. Terima kasih ya, untuk semua yang telah terjadi di a

Selamat Datang Senja

Sejumput sapa Atas kedatanganmu Emosi diterpa Anggaplah tamu Di sini aku bisa istirahat sejenak dari kebisingan yang memekakkan telinga Di sini aku bisa istirahat sejenak dari kemelut yang mengungkung jiwa Lihatlah... Kepakkan sayap burung-burung di sana Lenggak-lenggok tarian pepohonan Hembusan angin yang berlomba Selamat datang senja Mari berpesta dalam jingga Merasa waktu bergulir manja Tenggelam dalam pesonamu yang tak hingga

Kejutan

Selamat ulang tahun :) Maaf, waktu membuat asumsimu menguasainya. Kami tidak pernah melupakannya. Hari ini begitu istimewa. Sungguh. Apa situs jejaring sosial itu merabunkan batinmu? Apa karena ucapan mereka yang lebih dulu kau ketahui? Lantas asumsi negatif itu menjalar dalam pikir dan hatimu. Mungkin istilah itu benar, niat baik tak selalu diteima baik. Kami memang sengaja menundanya, menunggu semuanya berkumpul, merayakan kebahagiaan bersama. Namun, tak disangka waktu begitu besar pengaruhnya. Bukan pesta air mata yang kami harapkan. Bukan. Ke mana perginya senyum itu? Mengapa air mata justru hadir? Mereka tidak diundang! Kau membuyarkan seluruh angan tentang keindahan itu. Pada akhirnya kecewalah yang meresapi celah hati. Kami hanya inginkan kebahagiaanmu. Hanya itu. Asumsimu tak benar. Tolong dengarkan penjelasan kami. Tolong jangan tutup hati lembut itu dengan perihal yang belum kau ketahui benar. Maaf, mungkin cara kami yang salah. Kami hanya ingin buat nuansa berbeda.

Pesta Air Mata

Beberapa hari sebelum hari ini Kami telah mengingatnya Kami mulai sibuk membuat rencana Mana sanggup kami melupakannya Beberapa hari sebelum hari ini Kami sudah mengatur rencana Pengurangan saldo tabungan bukan masalah Mana sanggup kami melupakannya Beberapa hari sebelum hari ini Kami membayangkan kebahagiaannya Kami mengharapkan yang terbaik Mana sanggup kami melupakannya Namun.... Manusia hanya mampu berencana Manusia hanya mampu berharap Manusia hanya mampu berdoa Ketika hari ini tiba Ketika rencana itu kami wujudkan Kami terkejut Padahal kami ingin memberimu kejutan Ketika hari ini tiba Ketika rencana itu kami wujudkan Kami tak sanggup menerima Asumsimu tak benar Tidak... Kami sengaja memberi kejutan yang ditunda Kami telah menrencanakannya Mana sanggup kami melupakannya Engkau bidadari tanpa sayap kami Tetaplah bersinar dengan cahaya hangatmu Selamat ulang tahun Semoga Allah memberkahimu