Posts

Aku Bercerita

Aku berjalan Kadang cepat, kadang lambat Pernah juga berhenti sejenak, ketika lelah Tapi tak pernah melangkah mundur Aku bertanya Kemana aku harus menuju Mereka bilang ikuti kata hati Kemudian kuberi kesempatan hatiku berbicara Tapi tak juga dapat mengarah Aku berpikir Mungkin sebaiknya kulibatkan logika Kemudian aku kehilangan kesempatan Aku berdoa Kurindukan bisikan penyejuk jiwa Ternyata aku tak pernah dibiarkan berjalan sendiri Tak perlu merasa sepi

Life Is Full Of Surprise!

Image
Yeah, life is full of surprise. Brace Yourself! Berawal dari ajakan teman kuliah... Tih, weekend ini free gak? mau ikut ke saung Pak Dosen ngajarin anak sma? Kemudian saya yang pelupa dan cenderung tertarik untuk jalan-jalan ini, dengan mudahnya menjawab " Mau dong ". Setelah konfirmasi, baru teringat kalau ada agenda mau ke toko buku sama teman dan beli sepatu bersama ibu, serta menghadiri pernikahan teman. Dengan ini, saya mohon maaf atas kelalaian saya kepada semua pihak yang...... duh, serius gak maksud php.  Kami janjian di Stasiun Bogor jam 6 sore. Namun saya tiba sekitar setengah jam dari waktu yang telah ditentukan (ampun pak). Ini yang agak epic , sesampainya di Stasiun Bogor saya tidak melihat satu pun anak SMA dalam kumpulan rombongan. Situasi ini memunculkan berbagai asumsi dalam diri. Setelah menangkap sinyal dari pandangan teman kuliah saya, akhirnya kami menyimpulkan....bahwa.....yang dimaksud anak SMA adalah teman-teman SMA beliau. Nice! Hahaha.

You Are Not Alone!

Already got dreams? (read :  Dare to Dream ) Menghadapi sesuatu yang belum familiar tak pelak memunculkan rasa takut.  "Apa benar yang aku lakukan ini?" "Apa yang akan terjadi nanti jika aku melakukan ini?"  "Atau seharusnya aku tak perlu melakukan itu?" Ketika bermimpi, kita akan berusaha meraih mimpi itu. Karena hidup ini bagaikan perjalanan, maka kita harus melangkah. Mengambil langkah kecil, pasti akan butuh waktu lebih lama untuk sampai. Itupun jika masih ada kesempatan. Namun, mengambil langkah besar, tentunya akan ada resiko besar pula yang harus dihadapi. Lagi-lagi, hidup memberi pilihan, yang harus dipilih salah satunya. Dilema. Tapi jangan terlarut. Meski yang bisa menolongmu adalah dirimu sendiri, tapi ingat, you are not alone!  Ceritakan semua melalui lantunan doa, Dia suka diminta. Dia di atas? Dia bahkan lebih dekat daipada urat nadimu. 

Dare to Dream

"Kalau sudah besar nanti mau jadi apa?" "Dokter!" "Wah luar biasa. Kalau kamu?" "Jadi presiden, Bu!" "Hebaaat. Nah kamu?" "Aku..........jadi istrinya dokter atau presiden aja, Bu" "...." Sesungguhnya setiap mimpi itu mulia dan tidak ada hirarki atas mimpi. Bermimpilah setinggi langit. Kepakkan sayap supaya dapat menembus langit itu. Meski di tengah penerbanganmu, berbagai angin berusaha menghembuskanmu. Beruntunglah orang yang mempunyai pegangan yang tepat.

Tak Ada Cukang Taneuh, Santirah pun Jadi

Image
Minggu pertama bulan Mei 2016 adalah minggu paling membahagiakan, pasalnya terdapat dua hari bertanggal merah pada Kamis dan Jumat. Long Weekend! Terlalu sayang jika hanya digunakan untuk berbaring di Kasur kamar (meskipun kegiatan leyeh-leyeh di Kasur kamar juga membahagiakan). Bagi para pemburu liburan, fenomena ini telah menjadi sasaran empuk untuk pergi ke luar kota bersama teman atau keluarga. Gue memilih pergi ke Pangandaran bersama teman kampus. Sebenarnya rencana awal kami adalah untuk mengunjungi Cukang Taneuh alias Green Canyon yang keindahannya tidak diragukan lagi itu. Namun, karena gue datang terlambat di meeting point kami (3 jam sih, ampuuuun gan) sehingga kedatangan kami di Pangandaran pun otomatis mengalami keterlambatan pula. Rabu malam (4/5/2016) .  Setelah semua kumpul di PGC Cililitan sekitar pukul 9 malam, kemudian kami langsung menuju tempat parkir. Kami  memilih untuk menyewa mobil untuk moda transportasi dengan biaya sewa 450 ribu rupiah per harinya. Pert

Tak Sehalus Udara

Duhai daun, mengapa begitu pasrah ketika angin menghempaskanmu? Apa tanah terlihat lebih menyenangkan? Atau ranting membuatmu lelah? Duhai awan, mengapa tak ada perlawanan ketika angin menghembuskanmu? Apa menjadi kelabu tak membahagiakanmu? Atau bulir hujan begitu membebanimu? Duhai ombak, mengapa harus bergulung ketika angin memengaruhimu? Apa samudera tak lagi menarik? Atau pantai menjanjikanmu keindahan lain? Angin pernah membuat mataku perih. Sehingga mataku berair. Angin juga pernah membiaskan sengatan sang surya. Sehingga kulitku tak begitu terbakar. Mengapa harus ada satu unsur yang memiliki kesan ganda? Aku bingung harus menutup pintu atau membiarkan wajahku menikmati terpaanmu ketika kau datang, duhai angin. Mungkin seharusnya aku memiliki anemometer. Atau mungkin juga tidak.

Mati Satu Tumbuh Seribu

Mati satu tumbuh seribu? Tapi sepertinya aku tidak seserakah itu, aku tidak butuh seribu. Aku butuh satu.