Posts

Biar saja

Dan udara yang kau kira lembut, nyatanya mampu membuat air menjadi batu. Lihat saja gantungan di langit-langit gua itu. Dan batu yang kau kira keras, siapa sangka bisa lebur dalam air juga. Lihat saja karang yang diterpa ombak. Dan kau masih saja terpaku dengan segala hal yang berkecamuk dalam benakmu.

Kata Rasa

ada kalanya kata tak mampu mengekspresikan rasa ada kalanya rasa tak butuh dideskripsikan kata kemudian mereka mulai kehilangan makna

Kehilangan Juni

Aku terlalu terlena Juni begitu memesona Kemudian waktu menamparku Aku kehilangan Juni

Cinta Via Daring

Akhir pekan merupakan waktu yang paling dinantikan bagi hampir seluruh populasi yang berkegiatan sepanjang minggu, termasuk bagi Amanda. Namun akhir pekan kali ini lebih spesial karena ia akan mengadakan pertemuan dengan Wildan, lelaki awal di awal 30an yang ditemuinya secara daring.  Dewasa ini, perkembangan teknologi memang banyak dimanfaatkan untuk berbagai hal yang dirasa memberi kemudahan, salah satunya adalah menemukan cinta. Toh, cinta tak melulu soal dari mata turun ke hati. Dari obrolan pun bisa masuk, setidaknya masuk ke hati Amanda, manusia seperempat abad yang sedang dilanda asmara via daring. Jatuh cinta memang sangat mudah bukan? Salah satu pusat perbelanjaan di kawasan Tebet menjadi pilihan untuk tempat pertemuan. Selain banyak pilihan makanan, Tebet dipilih karena tidak terlalu jauh dari rumah keduanya. Amanda mengusulkan restoran Jepang karena ia begitu menyukai masakan Jepang. Wildan menyetujuinya, dia tidak punya alergi pada suatu jenis makanan tertentu. Lagip

Kue Tiramisu Dingin Untukmu

Claudia masih berdiri di depan etalase toko kue yang direkomendasikan temannya karena selain enak, toko kue ini sudah buka sejak pagi hari. Berbagai macam kue terpampang dengan cantiknya. Memilih yang terbaik memang membutuhkan waktu. Pelayan toko kue dengan sabar menampilkan senyumnya supaya tetap terlihat ramah. Jika saja Claudia atau pengunjung lainnya tahu, pelayan toko kue bisa saja berusaha cukup keras untuk tetap tersenyum karena pekerjaannya menuntutnya demikian. Meski mungkin pelayan toko sedang memikirkan cara mendapatkan biaya tambahan untuk anak bayinya yang tiba-tiba saja demam tinggi beberapa hari ini. Tapi, ya, pelayan toko kue itu tetap harus tersenyum kepada setiap pengunjung. Dan Claudia masih saja belum bisa menentukan kue mana yang akan ia pilih. Blackforest terlalu penuh dengan coklat. Meski banyak orang tidak bisa menolak godaan coklat, tapi bukan berarti semua orang bisa menerima coklat. Rainbow cake terlihat begitu menarik dengan variasi warnanya, tapi bi

Kamu Bukan Ayahku

Aku sudah dengan cantiknya menikmati kopi di kedai kesukaanku dan Mas Kusuma. Sore ini kami janjian bertemu, ada yang ingin kubicarakan dengannya jadi aku memintanya datang. Sengaja kupilih tempat di kedai kesukaan kami, barangkali memori tentang apa yang telah kami lakukan dapat menstimulus amigdala Mas Kusuma. Aku berencana memesankan americano untuknya, berharap kafein yang berkumpul dalam satu gelas itu dapat memicu dopamin Mas Kus sehingga aku hanya perlu menyampaikannya dengan anggun dan sedikit senyuman. Manusia memang pandai berencana. Jam masih menunjukkan pukul 16.30, kami janjian jam 5 sore. Aku sengaja datang lebih awal beberapa puluh menit. Rencananya supaya aku punya waktu untuk mengatur detak jantung dan pernapasanku. Lagi-lagi, mengatur rencana sepertinya akan jadi kegemaran baruku. Aku lihat lagi warna bibirku, masih terpoles rapih. Tenang saja, aku tidak menggunakan warna merah, hanya warna agak coral supaya terlihat lebih natural. Aku hanya tidak ingin Mas Kus berang

You're Always Be My King, Dad

"Nes, kok gak ada makanan di meja makan? Bapak lapar!" seru bapak dengan suaranya yang cukup mengagetkanku dari lamunan. Aku yang lebih senang menghabiskan waktu di dalam kamarku, segera menuju tempat tidur. Berpura-pura tidur sejauh ini adalah cara paling aman dari omelan bapak. Ya, laki-laki paruh abad itu adalah ayahku. Marah adalah hobi barunya semenjak ibu pergi. "Nes! Tidur saja kerjaanmu! Masak sesuatu untuk dimakan!" kali ini bapak nekat berteriak di kamarku. Ternyata berpura-pura tidur tidak selamanya aman. Aku bergegas dari kasur kesayanganku. Kuambil jaket denim kesukaanku. Aku melarikan diri dengan motor  biru andalanku. Hei, jangan salah sangka dulu. Aku bukan melarikan diri seperti adegan film di televisi. Aku tidak sepengecut itu untuk kabur dari rumah. Aku lebih kuat dari ibu, aku akan bertahan menghadapi bapak. Aku hanya keluar membeli makanan, buat apa juga aku menghabiskan waktu dan tenaga dan segala hal yang bisa terbuang untuk memasak. Aku tid