Posts

Bajingan Pahlawanku

Selain senja, hujan memang biasa dijadikan media untuk membantu mereflesikan diri. Aku adalah salah satu dari sekian juta orang yang menggunakan hujan untuk berselancar dalam memoriku. Dua tahun ini, hidupku tak pernah masuk dalam angan-anganku dulu. Benar juga, hidup penuh kejutan. Aku cukup terkejut dibuatnya. Dua tahun lalu, duduk-duduk santai di sofa mewah sambil menikmati secangkir kopi yang aromanya dapat merelaksasi seperti ini tidak pernah sebersit pun mampir dalam imajiku. Dua tahun lalu, mereka menganggapku seperti sampah. Kumal, bau, tidak terawat.  Tapi itu semua sudah berlalu. Dua tahun lalu, jika saja aku tidak bertemu dengan Mas Ridwan, mungkin mereka bisa saja membuangku ke Bantar Gebang atau tempat pembuangan sampah lainnya. Kau tahu? Mereka bilang Mas Ridwan itu tak lebih dari bajingan yang hanya ingin memanfaatkanku. Kau tahu? Bagiku, Mas Ridwan adalah pahlawanku. Mereka hanya tidak tahu keseluruhan ceritanya. Mereka hanya melihat apa yang ingin mereka lihat. Mer

Sajak Keseimbangan

Jika melangkah mulai terasa melelahkan maka jeda dapat dipertimbangkan Jika membuka jendela mulai tak terasa segar maka memejam mata bukan berarti tak tegar Jika tertawa tak lagi menyenangkan maka air mata dapat diandalkan Jika pikirmu semua mudah setelah membuka pagar maka tak perlu pergi karena takut menjadi tempat bersandar Karena sesungguhnya kemudahan bukan ada setelah kesulitan melainkan kemudahan ada bersama kesulitan

Senjaku

Aku suka senja ketika berada di tepi pantai Aku suka senja ketika berada di atas bukit Aku suka senja ketika berada di samping jendela yang terbuka Aku suka senja ketika senja hanya ada di benakku Tidakkah kau mengerti, senja? Ini bukan sekedar soal lokasi

Dalam Gelap

Tak jarang diri ini takut pada sesuatu yang tak bisa dilihat Tak mengapa jika mata ingin terpejam bergumul dalam gelap sementara Tak usah risau karena pun dalam gelap masih ada yang melihat dan terlihat Jika saja kau mau mengerti

Meski Lewat Mimpi

Jika hanya dengan menunggu malam adalah cara untuk bertemu denganmu Jika hanya dengan menutup mataku adalah cara untuk menatap indahmu Jika hanya dengan memikirkanmu lekat adalah cara untuk membuatmu hadir Aku akan lakukan meski lewat mimpi

Diana, Bulan Sabitku

Namanya Diana. Harus kuakui sudah cukup lama aku mendambakan gadis manis berambut keriting ini. Harus kuakui pula, cinta pada pandangan pertama memang nyata. Masih ingat betul, kala itu aku sedang menunggu bis kampus di halte Fakultas MIPA. Kegiatan ini akan memakan waktu cukup lama, kecuali jika kau beruntung. Biasanya aku akan minta tumpangan kawan yang bawa kendaraan untuk menuju stasiun kereta terdekat atau berjalan kaki. Toh jarak dari kampusku ke stasiun tidak sampai satu kilo. Namun, hari itu adalah saat kemalasan rasanya tengah memuncak. Kebetulan hari itu aku ada rapat kegiatan mahasiswa di teras gedung B. Letaknya sangat dekat dengan halte bis. Singkatnya, aku sedang malas berjalan kaki dan hendak naik bis kampus menuju stasiun. Jam 17.30 WIB. Mengingat lokasi kampusku yang letaknya agak di bagian belakang kampus, sehingga menambah kesan angker. Padahal masih terbilang sore, tapi tak banyak manusia hilir mudik di sekitar sini. Di halte bis, aku hanya menemukan dua manusia y

Coba Saja

Dan terpejamlah mata Rasakan saja angin menampar yang berlomba menuju permukaan wajah Dan tutuplah telinga Coba lihat paduan aneka warna pada lukisan yang tak punya suara Lalu coba mulut dibungkam Belajarlah melihat lebih banyak Belajarlah mendengar lebih banyak