Posts

Digerogoti Kerinduan

Bukannya aku mau merajuk pada semesta, sebab ia lebih dekat denganmu. Aku hanya belum tahu cara paling baik mengelola rasaku. Pada setiap kenang yang mampu begitu saja menggenang, menggerayang, membuat sebagian jiwaku mulai berontak melayang. Mengunjungi tiap-tiap kejadian yang sempat kita lalui bersama. Segala air mata kemudian hanya mampu berjatuhan di hadapan rembulan. Sebab matahari terlalu berambisi untuk menguapkannya. Kemudian yang mampu kulakukan hanya mendistraksi diriku, dari segala hal yang mampu membangkitkan ingatan tentangmu. Bukan, aku tak pernah berniat melupakan. Kau adalah serangkaian muatan yang tak akan kuhapus dari memoriku. Aku rindu lagi. Aku menangis lagi. Tapi tak ada yang bisa mendeteksi air mataku, karena mereka mampu menjelma binar. Mataku tak sembab sayang, apalagi di hadapan mereka yang lebih senang melihat senyumku. Tenang saja, ruam itu hanya bersarang di dalamku. Sedang apa kau? Aku ingin bisa bertemu. Memanjakan kembali lidah kita oleh mak

Kisah Ikan dan Burung

Siang ini aku sedang menikmati bekal makan siangku di bangku kayu kesukaanku dekat kolam belakang sekolah. Di kolam itu ada banyak sekali ikan, dan mereka cantik-cantik. Semilir angin, matahari yang bersinar terang, langit yang begitu cerah, hari ini adalah hari yang sempurna untuk menikmati bekal makan siangku.  Ada ikan cantik yang biasanya berenang ke tepian kolam dekat tempatku duduk. Kukira ia ingin mengajakku berteman. Namun, tak jauh dari tempatku duduk, ada seekor burung kecil yang sedang istirahat dan minum air kolam. Ini bukan kali pertama aku menikmati bekal makan siangku di bangku kayu dekat kolam belakang sekolah. Pemandangan ikan dan burung itu bukan kali pertama tertangkap penglihatanku. Manis sekali mereka. Namun siang ini terasa berbeda. Siang ini ikan cantik itu terlihat gelisah. Ia berenang ke tepi, kemudian ke tengah kolam, lalu ke tepi kembali. Kulihat sekelilingku, sang burung belum tiba. Bekal makananku sudah habis. Bel masuk belum berbunyi, jadi aku bel

After Watching Interstellar

It was not the first time, well actually I watched it twice. Yass, Interstellar. At first, I had no idea what was going on. I still remember when I came out from theatre, I was so blurred. Like, what happened? Yesterday, when I had nothing to do, I had an idea to watch Interstellar, again. This time was slightly better. There are several points I got... First, this whole life is all about love. And I think it's too narrow if your perspective about love is just what happen between girl and boy. Love is more than that. Love is so powerful that can't be limited by time and space. But we just don't understand. Second, yes of course about Murphy's Law. Anything than can go wrong, it will. And wrong doesn't always mean bad. It just means whatever can happen, will happen, like what Cooper said. Third, another person(s) that we love mostly be the reason why we wanna survive, to stay alive. And we need that. Oh again, love. Please don't be afraid to love, be in love.

Untuk Kamu yang Begitu Teduh

Beberapa hari belakangan ini, rasanya matahari sedang bersemangat sekali bersinar. Tanaman yang diatur sedemikian rupa di taman kota belum cukup membuat cuaca lebih sejuk. Namun aku tetap harus berjalan. Menyusuri tiap sudut kota. Menikmati segala yang telah diberikan. Perjalanan kali ini cukup menarik. Aku menemukan sebuah rumah yang terlihat agak kumuh, tapi begitu sejuk. Begitu teduh. Panasnya matahari membuatku ingin sekali masuk ke sana untuk numpang berlindung. Aku berdiri di depan rumah itu. Tidak ada pagar, tapi pekarangannya cukup luas. Tentu saja aku ingin mencari letak pintunya. Agar dapat kuketuk, kuberi salam sang empunya rumah, dan kutanya apakah aku boleh masuk ke dalam. Aku masih berdiri di depan rumahnya, cukup lama. Mencoba berpikir sekaligus mengobservasi. Entah mengapa dorongan dalam diriku begitu kuat. Akhirnya aku menemukan pintunya. Kuketuk perlahan, belum ada jawaban. Kuketuk agak kencang sambil mengucap salam, belum ada jawaban. Namun kali ini aku mendenga

Akibat Main ke Surya Kencana

Kali ini bukan perjalanan open trip, secara formal. Perjalanan ini juga bukan kali pertama aku main ke Surya Kencana. Namun, perjalanan kali ini tetap membawaku pada kisah lain, yang menyenangkan. Setiap perjalanan memang dapat dipastikan selalu menuai kisahnya sendiri. Berhubung aku gak terlalu pandai menginventariskan informasi mengenai kondisi jalur, waktu yang dibutuhkan, dan sebagainya (tersenyum saja aku lelah), aku mau berbagi tentang apa yang aku "dapatkan" dari perjalanan main ke Surya Kencana tempo hari. The only one who can help you is just yourself Mendapatkan teman baru memang menyenangkan. Namun, jika bertambahnya teman justru malah membuatmu lupa pada diri sendiri, rasanya melelahkan. Main ke gunung selalu memberi kejutan menyenangkan bagiku. Tuhan terlalu baik. Aku diberi teman baru di sini, tapi  aku juga diberi kesempatan untuk lebih mengenal lagi diriku. Bahkan bepergian dengan orang yang sama, akan menghasilkan kisah yang beda. Ya, aku tahu manusi

Taman Bermain

"Apa sih yang kamu cari?" Pernahkah terlintas pertanyaan semacam itu? Walaupun cuma sekelebat. Aku pernah. Kemudian aku berimaji perihal perjalanan menuju taman bermain. Aku, kamu, kalian, kita semua, seperti sedang diajak berlibur di sebuah taman bermain. Kita diberi kebebasan untuk melakukan apa pun di taman ini. Taman ini dikelilingi pagar dan beberapa papan peringatan. Di luar taman ada berbagai jenis medan, mulai dari jurang, daerah hewan liar, dan sebagainya. Sedangkan di taman ini banyak sekali wahana yang bisa digunakan untuk menyenangkan hati. Kami diberi waktu untuk menikmati momen di taman bermain ini. Nanti, semua akan dikumpulkan pada tempat yang telah ditentukan. Karena bermain di taman ini hanya liburan, kami harus kembali pulang. Aku melihat-lihat sekeliling. Ada yang menggelar tikar dan membuka perbekalan, kemudian menyantap sambil bergurau mesra. Ada pula yang berebut untuk dapat duduk dan main ayunan. Agak di pojok bahkan kulihat ada yang mendorong

Live Your Life As If You Were To Die Tomorrow?

Ever heard about phase " Live your life as if you were to die tomorrow " ? I did. At first, I was like. Oh yeah I gotta do the best of the best of the best that I can do for today cause it's my last day in this beautiful world. I gotta learn as much as I can. Cause this life is a lesson after all. But then... when I think about it, what is the best of the best of the best thing that I can do so that I have no regret for my life? Help people as much as possible? Eat the best food in the world? Work as long as I can? Or pray as muuuuch as it can be? And hope god will grant those prays. At least there's still hope in the last minute. Ehee. Me personally, maybe will think that I'd spent all of money that I have for entertaining me. Life must be happy right? Ehee. Or maybe I'll just lay down on bed all day, with make up on. As if I'm the sleeping beauty princess. Ehee. Why don't we change a bit the sentence? Maybe like " Live your life as if