Posts

BINTANG SIAPA ?

Image
Aku termenung dalam sudut gelap ruang Segala bayang masa lalu dalam pikirku menggenang Tiba-tiba ada sebuah bintang datang Sinarnya ubah gelap menjadi terang Lalu air mataku diusapnya Harapan itu masih ada katanya Tapi aku tak lekas percaya Diberikanlah indah senyumnya Dia mengajak ku terbang kelilingi langit Ditunjukkan padaku masih banyak yang lebih sakit Tapi mereka tak lekas jatuh sakit Dia berhasil buat aku bangkit Ku pandangi lekat sinar yang terpancar itu Ada kedamaian merasuki labirin hatiku Ingin rasanya bintang itu aku rengkuh Teganya dia malah beranjak meninggalkanku Aku berlari dengan gigih Bintang indah itu ku coba raih Tapi dia terlalu tinggi sulit ku gapai Oh sial tanganku tak sampai GUBRAK . . . Aku terjatuh dari kursi goyang nenek yang rusak Dan cahaya bintangnya sudah tak lagi nampak Sepertinya bukan aku yang layak

ARGOMETER ANGKOT

Alasan pertama memilih angkutan umum alias angkot sebagai alat transportasi adalah tarifnya yang RELATIF murah. Namun, tak jarang ditemui oknum supir angkot yang berbuat curang terhadap penumpangnya, misalnya saja kecurangan terhadap penumpang yang tidak mengetahui tarif angkot karena belum pernah menggunakkan angkot tersebut sebelumnya atau penumpang yang baru mengunjungi suatu daerah. Ada pula kecurangan pada oknum penumpang yang suka membayar ongkos tidak sesuai tarifnya dan langsung kabur begitu saja. Pernah terbesit dalam khayalan saya seandainya saja angkot juga memiliki argometer seperti layaknya taksi. Bedanya, taksi merupakan angkutan yang disewa secara pribadi sedangkan angkot angkutan yang disewa secara umum. Bagaimana caranya angkot memiliki argometer? Tiap penumpang kan tidak memiliki tujuan yang sama. Tetapi, tiap penumpang memiliki sidik jari yang berbeda bukan? Jika saat ini sistem absensi saja sudah bisa menggunakan sidik jari, mengapa tidak digunakan juga pada angkot