Ayahku Hebat
Beruntungnya aku ditakdirkan menjadi anak dari ayahku. Beliau sosok yang hebat. Aku kagum padanya. Walau terkadang ketika ada sesuatu yang memancing emosinya, semua akan terkena getahnya. Tapi itu bagaikan pelengkap karena ayahku seorang manusia, bukan malaikat yang tak mampu meluapkan amarah.
Ayahku hebat, tak pernah mengeluh ketika aku memberikan daftar rencana pengeluaran kebutuhanku kepadanya. Sesegera mungkin beliau akan memberi sejumlah uang yang telah kurencanakan tersebut. Bahkan aku masih ditanya apakah uang pemberiannya itu cukup untuk memenuhi kebutuhanku. Aku terharu. Padahal saat aku merasa lelah, aku malas mengambilkannya segelas air untuk melepas dahaga ketika beliau baru pulang bekerja.
Suatu hari aku pernah pulang larut malam hingga kehabisan alat
transportasi untuk pulang ke rumah. Jarak dari kampusku ke rumah cukup
jauh, Depok - Bekasi. Namun ayahku dengan sigap menjemputku dengan
sepeda motornya. Aku terharu. Padahal suatu waktu ayahku pernah
menelponku minta tolong menjemputnya karena motor yang dikendarainya
mogok, tapi aku malah mengeluarkan alasan demi kepentinganku sendiri.
Teringat ketika aku masih SMA, aku pernah begitu asyik bermain dengan
teman-temanku hingga lupa waktu. Ayahku sangat khawatir. Saat aku tiba
di rumah, beliau memarahiku karena pulang malam. Dalam hati aku
menggerutu, "kayak nggak pernah muda aja". Bodohnya aku. Kini aku
mengerti, omelan itu merupakan bentuk kekhawatirannya.
Ayah, aku mohon ampun atas segala tindakan bodoh yang telah aku lakukan. Aku menyayangimu.
Comments
Post a Comment