TOLONG.......tolong.
Tolong bantu aku melepaskannya. Apa yang
kamu pakaikan di mataku? Seperti kacamata kuda. Aku hanya bisa melihatmu, di
depanku. Aku bukan pelari profesional. Jangan berlari terlalu jauh. Aku mungkin
tak mampu mengejarnya. Aku juga bukan pengemis yang terkapar di jalanan. Jangan
membuatku meminta-minta. Aku mungkin akan memendamnya.
Kamu bilang aku harus menjadi diriku
sendiri. Aku mulai takut kehilangannya ketika kamu membuatnya tak berguna. Aku
hanya manusia yang hidup dengan keinginan-keinginannya. Aku hanya manusia yang
berusaha mewujudkan keinginan-keinginannya. Ya, aku hanya manusia, yang hanya
mampu berencana.
Mereka bilang aku terlalu banyak
berharap. Hidup tanpa harapan apa jadinya? Aku hanya ingin tetap hidup. Banyak
atau sedikit menurutku hanya ukuran kadarnya. Bukankah kita hanya menuai apa
yang kita tanam? Apakah tak wajar jika aku menginginkan yang terbaik? Kurang
ajar?
Mengenai mataku, aku juga mulai heran. Semenjak
mengenal kamu, mereka lebih sering berair. Tapi hatiku bilang dia tidak
merasakan kesedihan. Kini sepertinya giliran akal yang mulai bingung dengan
mereka. Maksudnya apa? Katanya dunia ini panggung sandiwara. Aku hanya
memainkan peran.
Comments
Post a Comment