Jangan Tanya Aku

Jangan tanyakan padaku berapa kali aku merasa kecewa pada sikap atau ucapanmu. Kamu terlalu teguh memelihara 'ketidakacuhan' mu itu. Tak bisakah kamu bagi rasa pedulimu itu padaku? Sedikit saja. Hmm bertanya dan meminta itu beda kan? Lisan yang kamu luncurkan memang sederhana. Katanya ucapan yang keluar itu ibarat anak panah yang meluncur. Nah tak jarang sesederhana itu pula ucapanmu menancap tepat di hatiku.  Ya mungkin ini salahku karena tak bisa mencari celahmu. Aku terhipnotis pesonamu. Ketika ekspektasi begitu jauh dengan realita, maka lahirlah kecewa.

Jangan tanyakan padaku berapa kali senyum kamu mampu membuat hati ini luluh kembali. Ah senyummu seperti berlomba dengan narkoba. Pandai sekali mencari celah dalam aliran darahku untuk membuatku ketagihan. Sejauh ini aku hanya mampu menikmatinya saja. Entah akan bagaimana efek jangka panjangnya.

Jangan tanyakan padaku bagaimana diri ini jatuh bangun mencintamu. Rasanya sudah tak terhitung berapa kali aku ingin mengakhiri semua ini. Mencoba membiasakan pikiran ini tanpa bayangan kamu. Mencoba menghapus ukiran namamu yang begitu lekat dalam hatiku. Mencoba berlari supaya bisa menjauhi semua  hal tentang kamu. Namun, aku gagal. Aku terjatuh kembali. 

Jangan tanyakan padaku mengapa hati ini masih saja ingin memperjuangkanmu. Setelah semua yang telah kamu lakukan padaku, aku masih saja menginginkanmu. Gila! Aku takut aku gila. Tapi sepertinya kamu memang telah membuatku tergila-gila. Apa mungkin kegilaan itu yang mengendalikanku untuk tetap berjuang? Apa mungkin kegilaan itu yang membuatku bertahan?

Jangan tanyakan padaku, karena aku takkan mampu menjawabnya.

Sampai saat ini aku juga belum mengerti. Aku yang terlalu lemah untuk menghalau semuanya atau kamu yang begitu kuat memberi pengaruhnya. Jangan tanya aku.

Comments

Popular posts from this blog

Review Series: Gadis Kretek (2023)

Review Film: Petualangan Sherina 2, Membangkitkan Memori Masa Kecil

Series Celebrity di Netflix