Kesukaan Kita
Aku suka bintang. Karenanya aku sering menunggu malam datang. Bintang itu pemalu, lebih suka muncul saat orang-orang terlelap. Dia tidak datang setiap saat, hanya ketika langit gelap. Mungkin itu alasan mengapa aku menyukainya. Aku jadi punya celah waktu untuk merindukannya.
Kamu suka senja. Karenanya kamu sering menunggu matahari
tenggelam. Rona jingganya tak pernah bosan membuatmu terpesona. Senja tidak
mucul setiap saat, hanya ketika matahari dan bulan bergiliran menghiasi langit.
Mungkin itu alasan kamu menyukainya. Kamu jadi punya celah waktu untuk
merindukannya.
Meski senja dan bintang tidak pernah bisa muncul bersamaan.
Masihkah kamu ingat? Namaku Senja. Aku tidak pernah lupa
namamu, Bintang. Kita bertemu saat kamu melangkah menuju masjid di ujung gang
untuk sholat maghrib berjamaah. Kebetulan selain alkitab ada plester juga di
dalam tasku, lumayan untuk mengurangi sakit di lutut mungil yang lecet karena
tersandung itu.
“Menangis tidak lantas membuat lukamu hilang, nak”,
katamu sambil tersenyum. Bagaimana mungkin aku tidak ikut tersenyum.
Sayang, senja dan bintang tidak pernah bisa muncul
bersamaan.
Gue juga suka bintang, tapi jarang gue liat bintang beberapa minggu terakhir ini..
ReplyDeletebara terusin dong...penasaran nih
ReplyDelete