Caramel Macchiato Kesukaanku

Penyakit lupa ini rasanya sudah keterlaluan. Bahkan di musim hujan begini, bisa-bisanya aku tidak membawa payung. Karena enggan menari dalam hujan, kuputuskan untuk mampir ke kedai kopi sebelah kantor. Meski hujan, aku tetap setia pada caramel macchiato dingin. Mungkin mereka pikir aku aneh atau mati rasa, tapi biarlah yang penting aku suka. Bangku dekat jendela di pojok kedai merupakan spot favoritku. Di sini aku merasa aman, cukup berjarak dari keramaian.
Duhai langit, apa yang membuatmu sedih hingga hujan turun begitu derasnya. Aku harus pulang. Rumahku jauh. Di luar jendela nampak sepasang kekasih berseragam putih abu-abu yang berlarian tanpa payung dengan bahagianya. Ah, masa putih abu-abu memang paling indah. Seketika kenangan itu terurai, memutarkan memori indah tentangnya. Venosika Kartikoputro, aku masih fasih menghapal namanya. Nama itu terasa begitu indah, meski aku belum tahu apa arti namanya. Aku tidak punya nyali sebesar itu untuk bertanya padanya. Dia adalah ketua OSIS saat aku menjadi siswa baru, itu sebabnya aku bisa mengetahui nama lengkapnya.
Aku hanya salah satu dari sekian banyak penggemarnya. Meski kabarnya nilai akademisnya tidak bisa dibilang membanggakan, tapi jiwa kepemimpinan dan keahliannya menembakkan bola ke ring basket pantas diacungi jempol. Dia bintang lapangan. Dia populer.
Waktu itu aku sedang duduk di taman dekat lapangan sambil membaca buku dan menikmati caramel macchiato dingin ala kantin. Bam! Bola basket itu membuat es kopiku tumpah mengenai rokku. Tak berapa lama, ada sosok berlarian menghampiriku.
“Maaf aku tidak sengaja”, katanya sambil terengah dan tetap menyempatkan tersenyum. Itu kali pertama aku melihat senyum seindah itu. “Ada pulpen?”, tanyanya.
“Ada”, jawabku sambil memberinya pulpen.
“Ini nomor teleponku, nanti rokmu biar aku yang cuci sebagai permintaan maaf”

Kemudian dia kembali ke lapangan. Meninggalkanku yang masih kacau mengatur detak jantung. Sayang, aku tidak punya nyali sebesar itu untuk menghubunginya. Karena kejadian itu, aku jadi suka caramel macchiato hingga kini.


Comments

Popular posts from this blog

Review Series: Summer Strike

Tentang Sebuah Pengakuan

Review Film: Petualangan Sherina 2, Membangkitkan Memori Masa Kecil