Gangguan Sinyal Dong, Please!

Sekitar pukul delapan malam bisa dibilang merupakan puncak arus balik para pejuang pencari nafkah. Tak heran, pada jam ini Stasiun Manggarai terlihat seperti lautan manusia. Terlebih, kereta yang menuju ke Bekasi, maupun Bogor. Padahal aku sudah menyiasati jam pulang kerjaku selepas maghrib, supaya tidak berdesakan di jalan raya menuju stasiun. But, yeah, that's a life....in Jakarta. Enjoy Jakarta! 

Sebelum berjuang untuk bisa menaiki kereta Bekasi, kupikir ada baiknya membeli kopi dingin rasa alpukat kesukaanku. Setidaknya kafein dapat memasukkan adrenalin ke dalam sistem tubuhku supaya mendapat tambahan energi, dan juga memanipulasi produksi dopamin supaya aku merasa semua ini baik-baik saja.

*ting-nong-ning-nong*
"Commuter line tujuan Bekasi berangkat dari Stasiun Cikini, akan dipersiapkan masuk di peron 4."

Kudengar pengumuman itu melalui pengeras suara. Aku beranjak dari tempatku menunggu, di peron 2. Karena di peron 4 sudah begitu banyak penumpang yang menunggu juga. Jujur saja, aku sebenarnya tidak begitu suka dengan keramaian. Entah kenapa kadang kepalaku terasa sakit ketika berada di kerumunan orang. Sebagai tindakan preventif, aku menunggu di peron lain yang lebih sepi. 

Kulangkahkan kaki dengan tempo agak cepat. Pada momen seperti ini, persaingan terasa kental. Istilah ladies first sudah tidak berlaku nampaknya, yang ada hanya istilah siapa cepat dia dapat. Lagipula, katanya kan sudah emansipasi. Biasanya aku lebih memilih gerbong wanita, tapi kali ini aku tak punya cukup waktu. Baiklah, semoga baik-baik saja. Pintu kereta mulai terbuka. Kerumunan penumpang tak segan mendorong, menyikut, dan segala bentuk usaha supaya dapat masuk ke dalam kereta. Mungkin konsep kebhinekaan terimplikasikan di sini, mau tua atau muda, lelaki atau perempuan, Jawa atau Batak, semua masuk dalam kereta. 

Ugh! Padahal aku sudah menenggak habis sebotol kopi dingin rasa alpukat kesukaanku itu, tapi rasanya energi yang terkumpul belum cukup untuk menerjang kerumunan ini. Apa boleh buat, kereta selanjutnya berangkat Stasiun Gondangdia, Aku mengalah. Pasrah.

***

Sebenarnya cukup berbahaya, hanya saja posisi berdiri paling asik menurutku adalah di besi dekat pintu. Oke, jangan ditiru ya. Setidaknya aku tidak bersandar pada pintu otomatis kereta. 

"Hati-hati pintu kereta akan segera ditutup." 

Tiba-tiba ada yang melompat masuk, kemudian berdiri di dekatku. Pria berjaket denim, sepatu snickers, dan earphone yang tak lepas dari telinganya, dengan santainya berdiri memegang pegangan kereta dengan tangan kanannya dan memasukkan tangan kirinya ke saku celana jeans-nya. Sesekali tangan kanannya melepas pegangan kereta, kemudian ia merapikan rambut depannya. Sesekali tangan kirinya mengecek ponsel dan daftar lagu di dalamnya. Sesekali tangan kanannya lagi mengusap hidung yang tidak bisa dibilang pesek. Sesekali lidahnya membasahkan bibirnya yang sepertinya bukan bibir perokok, cukup merah. Dang! Aku menghabiskan beberapa menit dalam kereta untuk memperhatikannya. Apakah ini dipengaruhi kafein? 

***

"Mas, maaf boleh minta pulsa buat sms? Pulsa saya ternyata habis."

"Oh, iya silakan."

Kuketikan namaku dengan jemari yang cukup gemetar. Kukirimkan pesan singkat ke nomor ponselku. Mungkin dia akan berpikir aku gila. Tapi, proses akan berjalan setelah ada usaha bukan?

***

"Sesaat lagi kereta akan tiba di Stasiun Cakung, pintu yang akan dibuka adalah pintu sebelah kanan dari arah datangnya kereta." Pengumuman dari pengeras suara menghancurkan lamunanku.

"Yah, nggak ada kereta luar kota apa yang mau lewat dulu? atau gangguan sinyal dulu dong!" harapku dalam hati. Rasanya baru kali ini aku berharap KRL mengalami gangguan sinyal beberapa saat, supaya aku punya lebih banyak waktu. Pemberhentianku stasiun berikutnya, Stasiun Kranji. 

Pintu kereta terbuka. Kulirik sekilas melalui ekor mataku, ternyata dia turun di pemberhentian terakhir. Pintu kereta tertutup.

Comments

Popular posts from this blog

Review Series: Gadis Kretek (2023)

Review Film: Petualangan Sherina 2, Membangkitkan Memori Masa Kecil

Series Celebrity di Netflix