Posts

Showing posts with the label imajinasi

Review Film: Petualangan Sherina 2, Membangkitkan Memori Masa Kecil

Image
Sinopsisnya dulu... Sherina yang dulu masih SD, anak baru pindahan dari Jakarta ke Bandung, sekarang di Petualangan Sherina 2 ini udah beranjak dewasa. Sekarang Sherina udah jadi jurnalis kondang di NexTV. Awalnya ia dan tim ditugasin untuk liput tentang Davos di Swis, tapi mendadak atasannya mengubah rencana itu dan memutuskan kalo Sherina dan tim lebih cocok meliput pelepasan Orangutan di hutan Kalimantan. Meski awalnya kesal, tapi Sherina dan tim berangkat juga ke Kalimantan. Nah, di sinilah Sherina ketemu lagi sama Sadam, musuhnya waktu SD lalu sempat jadi sahabatnya hingga SMA, tapi kemudian kehilangan kontak. Di Orangutan Kalimantan (OUKAL) inilah reuni mereka kembali menciptakan momen petualangan bersama. Petualangan mereka dimulai ketika acara pelepasan Orang Utan itu ternyata diselundupi oknum yang kerjasama dengan orang yang mau jual bayi orangutan ke Syailendra, saudagar kaya di Jakarta. Sherina memutuskan untuk mengejar pencuri Sayu, si bayi orangutan yang jadi terpisah sam

Taman Bermain

"Apa sih yang kamu cari?" Pernahkah terlintas pertanyaan semacam itu? Walaupun cuma sekelebat. Aku pernah. Kemudian aku berimaji perihal perjalanan menuju taman bermain. Aku, kamu, kalian, kita semua, seperti sedang diajak berlibur di sebuah taman bermain. Kita diberi kebebasan untuk melakukan apa pun di taman ini. Taman ini dikelilingi pagar dan beberapa papan peringatan. Di luar taman ada berbagai jenis medan, mulai dari jurang, daerah hewan liar, dan sebagainya. Sedangkan di taman ini banyak sekali wahana yang bisa digunakan untuk menyenangkan hati. Kami diberi waktu untuk menikmati momen di taman bermain ini. Nanti, semua akan dikumpulkan pada tempat yang telah ditentukan. Karena bermain di taman ini hanya liburan, kami harus kembali pulang. Aku melihat-lihat sekeliling. Ada yang menggelar tikar dan membuka perbekalan, kemudian menyantap sambil bergurau mesra. Ada pula yang berebut untuk dapat duduk dan main ayunan. Agak di pojok bahkan kulihat ada yang mendorong

Alat Pendeteksi Kata Hati

Manusia merupakan makhluk yang paling sempurna karena Allah SWT melengkapinya dengan akal, dan itu yang menjadikan manusia paling spesial di antara makhluk lain. Tapi Allah tidak menciptakan manusia dengan kemampuan membaca pikiran atau kata hati manusia. Walaupun dewasa ini, telah banyak manusia yang menurut pernyataannya bisa membaca pikiran seseorang hanya dengan menatap mata orang tersebut. Bahkan, sampai ada acara khususnya. Betapa mengagumkan kemampuannya itu. Tapi tidak semua orang memiliki kemampuan seperti itu. Entah darimana dan bagaimana mereka bisa melakukan hal menakjubkan itu. Bagaimana caranya supaya setiap orang bisa juga membaca kata hati seseorang? Dan apa jadinya ya bila ALAT PENDETEKSI KATA HATI benar-benar ada dan nyata? Mungkin manusia akan malu untuk berbohong. Karena kebohongannya tak berarti. Bahkan hanya menjatuhkan harga diri karena semua orang bisa membaca pikirannya. Hmmm bisa menghilangkan pendusta dari muka bumi ini nampaknya hahaha.

ARGOMETER ANGKOT

Alasan pertama memilih angkutan umum alias angkot sebagai alat transportasi adalah tarifnya yang RELATIF murah. Namun, tak jarang ditemui oknum supir angkot yang berbuat curang terhadap penumpangnya, misalnya saja kecurangan terhadap penumpang yang tidak mengetahui tarif angkot karena belum pernah menggunakkan angkot tersebut sebelumnya atau penumpang yang baru mengunjungi suatu daerah. Ada pula kecurangan pada oknum penumpang yang suka membayar ongkos tidak sesuai tarifnya dan langsung kabur begitu saja. Pernah terbesit dalam khayalan saya seandainya saja angkot juga memiliki argometer seperti layaknya taksi. Bedanya, taksi merupakan angkutan yang disewa secara pribadi sedangkan angkot angkutan yang disewa secara umum. Bagaimana caranya angkot memiliki argometer? Tiap penumpang kan tidak memiliki tujuan yang sama. Tetapi, tiap penumpang memiliki sidik jari yang berbeda bukan? Jika saat ini sistem absensi saja sudah bisa menggunakan sidik jari, mengapa tidak digunakan juga pada angkot