Rasanya Ikut Open Trip: Main ke Ciremai Via Palutungan

Istilah open trip dewasa ini sudah tak asing lagi. Banyak sekali travel agent, event organizer, hingga komunitas, yang membuat open trip. Pada prinsipnya, open trip merupakan kegiatan melakukan perjalanan bersama dengan beberapa orang, baik yang sudah dikenal sebelumnya maupun yang belum dikenal sama sekali. Namun, biasanya image untuk open trip ini cenderung pergi bersama dengan orang yang belum dikenal karena tujuannya adalah menambah pertemanan.

Bagi para pelancong supel, menambah teman baru tentu menjadi suatu hal yang begitu menyenangkan. Namun, mengingat kemampuan interpersonal tiap individu yang tentunya berbeda-beda, maka tidak semua orang dapat merasa bahagia melakukan kegiatan open trip ini. Misalnya bagi saya, menemui orang baru adalah suatu hal yang belum bisa saya sebut menyenangkan. Hingga suatu hari saya melihat poster open trip ke Ciremai dalam rangka sumpah pemuda. Kemudian "waham auditorik" pun mulai menggerayangi telinga dan pikiran saya.

"Wah ke Ciremai loh itu, lumayan Tih!"

"Tapi sama orang asing, emang berani Tih?"

"Yaudah ikut aja, just believe in yourself, you can do it!"

Sebenarnya masih banyak bisikan-bisikan yang membuat saya mempertimbangkan ikut open trip. Tapi rasanya tidak perlu dijelaskan semuanya. Akhirnya saya memutuskan untuk ikut bergabung dalam open trip ke Ciremai yang diadakan oleh KOPI (KOmunitas Pendaki Indonesia) pada tanggal 28 - 30 Oktober 2016 dengan biaya Rp 350.000.
***
Setelah resmi melakukan pembayaran kepada panitia, hal yang selanjutnya dilakukan tentu saja adalah mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk perjalanan. Tapi kalau menceritakan mulai dari persiapan sepertinya akan berdampak pada makin panjangnya tulisan kali ini. Singkat cerita, tibalah hari keberangkatan. Titik kumpul adalah Universitas Sahid Kampus Soepomo. Saya tiba di sana sekitar pukul 9 malam. Sambil menunggu partisipan lain datang, mas-mas KOPI menyuguhkan kopi susu untuk saya (terima kasih loh). Sekitar jam 11 malam kami mulai berangkat menuju basecamp Palutungan dengan menggunakan.... tronton! Nice.

Perjalanan menuju basecamp Palutungan membutuhkan waktu sekitar enam jam, kami tiba pada waktu subuh. Angin dengan jahilnya bertiup, menggelitik bulu kuduk. Untung jaket masih mampu melindungi. Panitia memberi waktu hingga jam 8 pagi untuk istirahat. Sekitar jam 08.30 kami mulai melakukan pendakian.

Pada postingan ini saya tidak akan menjelaskan secara rinci tentang pendakian di Ciremai, baik itu tentang waktu tempuh antar pos maupun jarak antar pos dan kondisi jalur. Salah satu alasannya karena saya gagal mencatat track record selama pendakian (untuk jalan aja udah ngos-ngosan, gak mampu lagi nyatet).

Pembagian kelompok yang telah dibuat panitia tidak serta merta membuat tiap anggota berjalan bersama teman kelompoknya selama pendakian. Akhirnya, masing-masing individu berjalan sesuai dengan kemampuan dan kenyamanannya. Hal ini bukan berarti ada yang jalan sendirian, tetap ada yang menemani. Saya pribadi kedapatan teman jalan yang beda-beda selama pendakian. Tapi keuntungannya adalah, jadi dapat teman baru lebih banyak karena bisa ngobrol dengan orang yang berbeda.

Setelah mandi keringat dan mandi hujan, saya tiba di tempat camp sekitar jam 18.00 WIB. Dengan kondisi sudah terpasang tenda-tenda. Indah bukan? Indahnya ikut open trip hehe. Tinggal ganti baju, kemudian masak untuk makan malam.... (sayang gak ada foto untuk momen ini). Oh iya, kami akhirnya ngecamp setelah Pos Tanjakan Asoy, sebelum Pos Pesanggrahan.

Mengingat waktu pendakian yang masuk musim penghujan, ada baiknya mengemas barang bawaan dengan kantong plastik. Terutama sleeping bag dan pakaian adalah hal penting yang harus dijaga supaya tetap kering! Jas hujan atau ponco, atau mungkin payung juga sangat dianjurkan untuk dibawa.

*** 
Summit...Summit...Summit

Saya kesiangan! Baru mulai pendakian ke puncak pukul 6 pagi. Rombongan terakhir ke puncak terdiri dari 8 orang. Jalan menuju puncak tentu saja selalu menanjak dengan akar dan kemudian bebatuan (semangat kaki!). Saya dan dua orang panitia (3 of 8) tiba di puncak pukul 09.30 WIB. Kemudian 5 orang lainnya tiba di puncak sekitar jam 11. Oh iya, sebaiknya ketika jalan menuju puncak selalu bawa air yang dirasa cukup setidaknya untuk diri sendiri dulu. 'Cause the one who can help yourself is just you (selain Allah ya). Kemudian bawa makanan ringan, sebaiknya yang manis karena glukosa membantu menghasilkan energi kan? Madu dan/atau coklat biasanya jadi pilihan saya.

At 3078 mdpl
Dokumentasi lebih banyak bisa dilihat melalui Instagram KOPI. Setelah selesai melakukan dokumentasi, kami turun menuju camp sekitar pukul 12 siang. Waktunya perut yang mulai aktif beraksi (sabar ya *sambil elus-elus perut*). Satu jam kemudian.....di tengah perjalanan, ternyata mas-mas dari KOPI membawakan makan siang untuk kami. Pertolongan Allah memang nyatah~ Terima kasih loh mas. Ini keindahan lainnya ikut open trip hehe.

Singkat cerita (lagi)....
Kami tiba di basecamp Palutungan jam 01.30 WIB! Wow kan? hmm. Untuk yang akan jalan malam, jangan lupa bawa headlamp (yang dipastikan ada batrenya dan nyala loh). Karena mata manusia agak beda diciptakan sama kucing. Mehehehe. So, we need flashlight to walk through the night~

Sambil menunggu matahari muncul, botik (bobo cantik) dulu. Ya, karena bobonya setelah mandi hehe. Jangan tanya dingin apa enggak.

Can't believe monday finally came, and I had to work again. Well, thanks for the trip, KOPI. Hope there will be another chance to have another trip. 

Kesimpulannya: Saya gak kapok ikut open trip loh! \y/


Comments

  1. Keren... Jebul pendaki gunung euy... Open memang satu kegiatan yang efektif untuk menambah teman baru.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Review Film: Petualangan Sherina 2, Membangkitkan Memori Masa Kecil

Review Series: Gadis Kretek (2023)

Series Celebrity di Netflix