Akibat Main ke Surya Kencana

Kali ini bukan perjalanan open trip, secara formal. Perjalanan ini juga bukan kali pertama aku main ke Surya Kencana. Namun, perjalanan kali ini tetap membawaku pada kisah lain, yang menyenangkan. Setiap perjalanan memang dapat dipastikan selalu menuai kisahnya sendiri. Berhubung aku gak terlalu pandai menginventariskan informasi mengenai kondisi jalur, waktu yang dibutuhkan, dan sebagainya (tersenyum saja aku lelah), aku mau berbagi tentang apa yang aku "dapatkan" dari perjalanan main ke Surya Kencana tempo hari.

The only one who can help you is just yourself

Mendapatkan teman baru memang menyenangkan. Namun, jika bertambahnya teman justru malah membuatmu lupa pada diri sendiri, rasanya melelahkan. Main ke gunung selalu memberi kejutan menyenangkan bagiku. Tuhan terlalu baik. Aku diberi teman baru di sini, tapi  aku juga diberi kesempatan untuk lebih mengenal lagi diriku. Bahkan bepergian dengan orang yang sama, akan menghasilkan kisah yang beda. Ya, aku tahu manusia terlalu dinamis, gemar sekali terhadap perubahan. Seseorang yang pernah menolongmu ketika kau terjatuh, boleh jadi tak lagi mempedulikanmu ketika kau berjalan terlalu jauh di belakangnya. Ketika kau mengandalkannya, jangan kesal jika yang didapat adalah kecewa. Bukan dia yang salah, tapi ekspektasimu. Karena akhirnya aku sadar, satu-satunya yang bisa menolongku adalah diriku sendiri.


Having at least someone stay whatever your condition is a pleasure

Berjalan melangkahi tapak demi tapak pada medan yang bervariasi tentu akan menemui saatnya kau kelelahan. Jalan berakar yang menanjak terlalu banyak menghisap energi yang kumiliki. Aku memilih berjalan perlahan. Berhenti sejenak ketika kakiku terasa begitu sakit. Namun aku tetap melangkah. Kemudian berhenti sejenak kembali ketika jantungku berdebar terlalu kencang, atau ketika kerongkonganku begitu kering. Aku paham tiap orang memiliki kekuatannya masing-masing, dan yang paling mampu mengukurnya adalah dirinya. Lagipula perjalanan ini dalam rangka main, berlibur, atau apapun itu. Bukan lomba. Jadi aku berkomunikasi dengan diriku. Bagian menyenangkan lainnya adalah ketika tetap ada seseorang yang memilih tidak meninggalkanmu. Meski kau tahu, ia masih mampu berjalan jauh di depanmu. 


Trying to not just think about yourself is hard

Pada dasarnya manusia memang makhluk sosial. Tidak suka sendirian. Bahkan manusia pertama yang dihidupkan dalam surga masih meminta seseorang untuk menemaninya. Namun, manusia lebih senang sibuk dengan dirinya. Memikirkan apa yang menyenangkan baginya saja. Melakukan apa yang disukainya saja. Egois. Tidak suka sendirian, tapi malas memikirkan orang lain. Sekarang kondisinya dibalik. Jika ada seseorang yang tidak akan meninggalkan saat kondisi terburukmu adalah hal yang menyenangkan, makan menjadi sosok yang tidak akan meninggalkan ketika kawan lain sedang berada pada kondisi terburuknya adalah hal yang sangaaaaaat sulit. Ada bisik dalam diri, "ah aku masih mampu melangkah lebih cepat dari ini". Dan bisikan lainnya. Kalau sudah begini, yang bisa menenangkan adalah tujuan awal. Tujuanku naik gunung ini apa ya? Kalau main sekedar main, panda di hutan juga main hehehehe. 


Pantas saja Edmund Hillary pernah bilang, "It's not the mountain we conquer, but ourselves." 

Comments

Popular posts from this blog

Review Series: Gadis Kretek (2023)

Review Film: Petualangan Sherina 2, Membangkitkan Memori Masa Kecil

Series Celebrity di Netflix