Posts

Showing posts with the label celoteh

"Udah Isi Belum?"

Ternyata, bener juga ya, tiba juga saatnya aku memasuki pertanyaan itu. Jadi pagi ini, sekitar jam 6 pagi, aku nganterin suamiku ke depan karena dia mau berangkat kerja. Kebetulan ada ibu-ibu lewat, berpapasan lah kami. Kemudian salah satunya bertanya, "udah isi belum?" Awalnya aku bingung mau jawab apa. Tapi sekian detik kemudian, aku jawab aja, "alhamdulillah, udah bu tadi isi nasi goreng." Kemudian ia tertawa. Ternyata ini rasanya, bahagia melihat orang lain bahagia. Uuuuwww~ By the way , aku tau kalo tiap orang punya kapasitas coping dan kadar rentannya masing-masing, tapi jangan lupa juga kalo kita bisa milih loh. Kalo bisa, latihan yuk untuk gak menyandarkan kebahagiaan diri sendiri pada orang lain, begitu pun untuk kesedihan maupun kekecewaan. Kalo bisa... Tapi kalo mau, pasti bisa sih hehehe. Lagipula, mungkin yang bertanya semacam itu juga hanya berupaya untuk akrab, atau bahkan merasa sudah akrab, jadi menurutnya oke aja untuk nanya pertanyaan itu, kapanpu

Perihal Luka

 Ternyata sedih ya saat ngeliat orang yang kita sayang lagi sedih.  Sedih saat ditinggalkan orang yang disayang memang bukan main-main rasa sakitnya. Bahkan beberapa orang bisa menjadi trauma. Kebanyakan orang merasa dirinya terlalu buruk hingga merasa tak pantas untuk dicintai. "Apa yang harus aku ubah?" tanyanya dengan lirih. " Mindset ", jawabku. Setelah ditinggalkan sepihak begitu saja, ia mulai berperang dengan dirinya, dengan kenangan buruknya, dengan masa lalunya, dengan luka barunya. Emosi negatif mulai merajai pikirannya. Cih, orang sebaik kamu mana mungkin tidak pantas dicintai. Yang benar saja! Jika dia tak sanggup mencintaimu atas keutuhan dirimu, maka peluangnya tak hanya berhenti di sana. Masih ada miliaran orang di muka bumi, come on. Jika dia meninggalkanmu setelah menjanjikanmu untuk menikah denganmu, lalu menemukan pasangan baru dan akan segera menikah, maka tak perlu meletakkan kesalahan seluruhnya pada dirimu. Hubungan itu tidak hanya dilakukan s

Kok Bisa Ya?

Image
Sejak beberapa hari lalu mulai banyak bermunculan video BCL yang sedang bercerita tentang kisah cintanya. Menyenangkan banget bisa punya kesempatan untuk nonton video itu karena ada banyak insight, yang bisa dipelajari. Menurut gue, menarik sih konsep videonya. Setelah dilihat lagi BCL baru saja melahirkan single terbarunya yang berjudul "12 Tahun Terindah". Kemudian video #LoveStory ini, yang dikemas menjadi 6 episode berdurasi sekitar 30 menit, menceritakan Love Story nya BCL. Di video itu juga BCL cerita bagaimana ia akhirnya memilih untuk #MelangkahLagi dari dukanya. Menariknya lagi, after effect  abis nonton video itu sih, gue kayak ngerasa this is too good to not be shared . So, here it is. Gue akan bahas poin-poin yang berkesan di gue. " I was looking for a partner, and I got the right person. He's not perfect, but he's perfect for me ." Ini memang soal preferensi aja sih. Tiap orang pasti punya seleranya sendiri soal pasangan atau teman hidup yang b

Kangen Nulis?

Image
Biasanya konteks kangen itu karena udah lama gak ketemu kan ya? Kangen gajian...mungkin udah lama gak gajian. Kangen pacar...mungkin udah lama gak ketemu pacar karena karantina. Kangen nulis? Yaelaaah tiiih kayak orang sibuk banget aja sampe setidak sempat itu buat nulis. Kalo nulis diary di kamar mah masih suka, meski gak tiap hari. Soalnya nulis di buku diary palingan yang baca aku sendiri. Kalo nulis di platform sosial yang bisa diakses banyak orang tuh kayak banyaaak aja pertimbangannya.  Ya memang sih, bicaralah yang baik atau diam. Atau "tuntutan" ngasih manfaat kalo mau nulis di public . Tapi....mana sempaaat....keburu mager. Trus gagal maning deh mau nulis. Takut salah ejaan, takut salah struktur kalimat, takut gak ada maknanya, dan beberapa ketakutan lainnya yang gak mau aku sebutin satu persatu hehehehe. Padahal, beberapa orang ada yang udah bisa mengontrol ketakutannya. kalo mau nulis, ya nulis ajaaaa (selama gak ada niatan menyakiti). Soal nanti gimana nyampe di

We Just Don't Know, And That's Okay

Sebagai makhluk yang diciptakan dengan akal, manusia seringkali merasa sebagai makhluk yang sempurna.  Sebab ia mampu berpikir sendiri.  Sebab ia merasa mampu memilih yang ia suka.  Sebab ia merasa bisa melakukan yang ia inginkan. Namun, seringkali pula ia lupa bahwa sebenarnya ia hanya makhluk dengan segala keterbatasan. Ada kalanya ia tidak mengetahui suatu hal, tidak mengerti apa yang sedang terjadi.  Dan sebenarnya itu bukan masalah. So let me tell you... it's okay to not knowing.

We're All Bad in Someone's Story

Image
Sejujurnya, aku gak ngikutin Avenger dan kawanannya itu. Tapi waktu film Infinity War, aku ikutan nonton. Dan tokoh yang menarik buatku adalah Thanos, dengan segala keunguannya heehhee. Adegan yang cukup mengejutkan adalah ketika Thanos mendorong Gamora, anaknya sendiri, ke jurang, sampai mati! Demi mewujudkan cita-citanya. I was amazed! Daaan... kayaknya udah familiar banget ya cita-cita Thanos ini, menghilangkan setengah populasi dunia supaya sumberdaya yang ada bisa cukup digunain.  Here's the meme anyway~ Thanos mungkin dilihat sebagai tokoh yang jahat, bagi mereka yang terbunuh. Thanos mungkin juga dilihat sebagai pahlawan, bagi mereka yang ternyata terselamatkan dan bisa tetap menikmati sumberdaya yang tersedia. Dari sini, aku makin yakin kalo kita gak berhak nentuin seseorang jahat atau baik karena emang tiap kita punya semua potensi itu.  Dulu, aku menganggap kalo aku ini orang baik. Karena aku merasa mengikuti banyak aturan "baik" yang diajarka

Cinta Harus Memiliki?

Kemarin minggu, aku sama temen-temen dari twitter nyobain ngopi di Filkop Melawai. Asik juga ngopi di sana, jadi mau lagi di lain kesempatan. Trus kemarin sempat bahas soal cinta. Jadi aku pernah liat ada yang update di twitter, apa patah hati terbesar yang pernah kamu alami? Trus ada jawaban menarik di kolom komentar, katanya gini "when you give 98% but you just get 5%" Entah kenapa, aku gemes banget bacanya. Akhirnya kubales gini "pamrih hehe". Ternyata dibales lagi sama orang itu gini "sering mengalami cinta tapi tak memiliki ya?" Hmmm.... Menarik kan? Temen-temen yang lain punya tanggapan yang kurang lebih sama, yaitu cinta emang mesti timbal balik. Take and give. Misalnya kalo aku ngasih 90%, setidaknya dia ngasih 50%. Gak harus selalu sama, asal kebutuhan masing-masing terpenuhi. Maksudnya, dalam hal ini mungkin dengan 50% itu aku sudah merasa senang, sementara dia butuh 90%. Nah balik ke soal 98% vs 5%. Bagiku, ketika aku mencintai dan ingin m

We All Cry Differently

Pernah nonton film korea berjudul "We All Cry Differently"? Oke, beberapa orang mungkin sudah semenutup diri itu untuk semua hal berbau korea. Aku dulu pernah juga begitu. Tapi itu sebelum aku nonton drama-dramanya, baik yang film atau serial. Setelah nonton beberapa drama korea, aku jadi tau bedanya pola alur ceritanya ternyata beda sama sinetron lokal kita. Dan ini cukup menggugahku untuk bisa bikin script serial buat bisa ditampilin di tv nasional ahahahhahaha ngimpi aje dulu. Nah, balik ke We All Cry Differently ini... Gokil sih, bisa punya sudut pandang kayak gitu. Sedikit spoiler ya mungkin. Ya gimana, kecoak gitu, yang biasanya dipandang sebagai hewan menjijikan yang mesti banget dibasmi. Ini bisa dilihat dari sisi berbeda. Jujur, abis nonton ini, aku jadi mulai mikirin kecoak. Iya juga ya, padahal mereka tuh gak berisik. Tapi tetep aja orang-orang gak suka. Tetep aja banyak yang nafsu banget ngebunuh begitu liat kecoak. Kita, manusia, sering banget berisik. Di

After Watching Interstellar

It was not the first time, well actually I watched it twice. Yass, Interstellar. At first, I had no idea what was going on. I still remember when I came out from theatre, I was so blurred. Like, what happened? Yesterday, when I had nothing to do, I had an idea to watch Interstellar, again. This time was slightly better. There are several points I got... First, this whole life is all about love. And I think it's too narrow if your perspective about love is just what happen between girl and boy. Love is more than that. Love is so powerful that can't be limited by time and space. But we just don't understand. Second, yes of course about Murphy's Law. Anything than can go wrong, it will. And wrong doesn't always mean bad. It just means whatever can happen, will happen, like what Cooper said. Third, another person(s) that we love mostly be the reason why we wanna survive, to stay alive. And we need that. Oh again, love. Please don't be afraid to love, be in love.

Akibat Main ke Surya Kencana

Kali ini bukan perjalanan open trip, secara formal. Perjalanan ini juga bukan kali pertama aku main ke Surya Kencana. Namun, perjalanan kali ini tetap membawaku pada kisah lain, yang menyenangkan. Setiap perjalanan memang dapat dipastikan selalu menuai kisahnya sendiri. Berhubung aku gak terlalu pandai menginventariskan informasi mengenai kondisi jalur, waktu yang dibutuhkan, dan sebagainya (tersenyum saja aku lelah), aku mau berbagi tentang apa yang aku "dapatkan" dari perjalanan main ke Surya Kencana tempo hari. The only one who can help you is just yourself Mendapatkan teman baru memang menyenangkan. Namun, jika bertambahnya teman justru malah membuatmu lupa pada diri sendiri, rasanya melelahkan. Main ke gunung selalu memberi kejutan menyenangkan bagiku. Tuhan terlalu baik. Aku diberi teman baru di sini, tapi  aku juga diberi kesempatan untuk lebih mengenal lagi diriku. Bahkan bepergian dengan orang yang sama, akan menghasilkan kisah yang beda. Ya, aku tahu manusi

Taman Bermain

"Apa sih yang kamu cari?" Pernahkah terlintas pertanyaan semacam itu? Walaupun cuma sekelebat. Aku pernah. Kemudian aku berimaji perihal perjalanan menuju taman bermain. Aku, kamu, kalian, kita semua, seperti sedang diajak berlibur di sebuah taman bermain. Kita diberi kebebasan untuk melakukan apa pun di taman ini. Taman ini dikelilingi pagar dan beberapa papan peringatan. Di luar taman ada berbagai jenis medan, mulai dari jurang, daerah hewan liar, dan sebagainya. Sedangkan di taman ini banyak sekali wahana yang bisa digunakan untuk menyenangkan hati. Kami diberi waktu untuk menikmati momen di taman bermain ini. Nanti, semua akan dikumpulkan pada tempat yang telah ditentukan. Karena bermain di taman ini hanya liburan, kami harus kembali pulang. Aku melihat-lihat sekeliling. Ada yang menggelar tikar dan membuka perbekalan, kemudian menyantap sambil bergurau mesra. Ada pula yang berebut untuk dapat duduk dan main ayunan. Agak di pojok bahkan kulihat ada yang mendorong

Kedatangan Tamu

Berkat masukan salah seorang kawan, aku berpikir ulang. Kemudian berniat untuk mengaplikasikan segala teori yang sempat didiskusikan. Menarik. Atas dukungan semesta, kesempatan yang ada segera kumanfaatkan. Aku tidak mengunci pintu. Meski kuncinya masih tergantung di sana. Siapa pun yang penasaran dapat langsung masuk dengan mudah. Jika saja ia punya keberanian sebanyak itu. Ada yang cukup berani. Kupersilakan. Aku sudah berjanji hendak mencoba. Supaya mengerti. Sepertinya pengalaman sendiri akan lebih efektif untuk mengajarkan. Meski pengalaman orang lain juga dapat dijadikan rujukan. Kepada tamu, sudah sepatutnya aku bersikap baik. Ramah. Memberinya minum, bahkan makan. Namun, ia malah ingin tidur di kamarku. Badannya pegal katanya. Ia hanya ingin rebah sejenak. Sejenak. Kemudian ia pergi. Kesal karena aku tak membersihkan kakinya saat ia tidur. Kamarku berantakan. Ia tidur sambil berjalan. Lalu bangun sambil marah. Ia bahkan tak pernah bertanya mengapa aku membukakan pin

Ternyata Bukan Mimpi

Bukan suatu hal yang aneh ketika setiap perjalanan menyisakan sepenggal kisah. Memang pada hakikatnya, pelaku perjalanan akan mencari kisah, meski akhirnya hanya untuk dikenang. Dalam setiap duduk, berdiri, bahkan berjalanku kini tak lagi kosong. Ada beberapa penggalan kisah yang tersisa dalam memoriku. Masih ingin tinggal, masih ingin dikenang. Mungkin karena cukup bermakna. Kadang membuatku tersenyum. Kemudian membuatku terdiam dan berpikir ulang.  Beberapa mata ternyata punya metode sendiri untuk melihat suatu objek. Maksudku, objek yang sama belum tentu akan terlihat sama. Bagiku apel merah begitu mewah untuk dinikmati sebagai makan malam. Bagi putri salju setelah bangun tidur, apel merah terlalu bahaya untuk dikonsumsi. Meski tidak ada yang tahu apel itu mengandung racun atau mengandung zat baik. Beberapa kejadian menarik dan menyenangkan ternyata tak selalu baik untuk konsumsi jiwa. Boleh jadi ada yang tidak sesuai dengan nilai yang telah dipegang sejak lama. Kemudian ak

Pohon yang Menyejukkan

Image
Dalam rangka bertebaran di muka bumi, kutapaki sedikit demi sedikit tiap jengkal lekuk bumi. Tentu banyak yang ditemui dalam setiap perjalanan. Kadang mengejutkan, kadang menyebalkan, menyedihkan, dan tentunya banyak juga yang menyenangkan. Pernah melihat pohon? Pernah memandanginya? Sejuk bukan? Kuceritakan sedikit, kebetulan pohon yang kutemui ini mampu menyesapkan sejuk. Menyenangkan sekali rasanya duduk di bawah pohon ini.  Dapat dikatakan pohon ini mampu mendistraksi persepsiku terhadap waktu. Hari demi hari tak lagi ada bosan. Kuamati lamat-lamat. Betapa pohon ini terlalu menarik untuk luput dari perhatian. Sumber: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj1IguV1yGlAtsKBvZhN0GhqjNZhgqcrjHhbsEOkUja_w_b9yIWoCXigMVB6rn_CGDu93gBifzhFzHM7HSicDtzmCqeGax4bP2cl6ANP5QL4d2ylRp0orLh5yiavtfvfZylDy4gjTg1-mI/s1600/Big+Tree+Wallpapers+Hd1.jpg Gambar tersebut tentu hanya sebagai ilustrasi. Semakin lama kau mengamati suatu objek, biasanya akan semakin banyak infor

I Got A Feeling

"Please be careful, I think he's a bad person." "How do you know that?" I asked my friend, with full of curiousity. "I got a feeling, from the first time I saw him," she answered. It was the conversation between my friend and I, that night. We both don't know him. But she got a bad feeling about him, and I didn't. I need more 'data' to convince me. Ever heard about phrase "let the time answer"? Blah. I didn't feel like I gotta worry, like she did. But she had a reason that she can't explain. We can't judge people just by their look, right? Oh, please. Guess what? She was right, I can tell. I mean, he did something bad. He crossed the line. Then, my question is...how could you know when your instinct is worth to be followed? Can it be called 'instinct'? Yea, that voice which come to your head for a sudden. I know, as a human, we're part of universe. That's why it's possible to commun

Dasar Alien!

"Aku sampai di bagian bahwa aku telah jatuh cinta. Namun orang itu hanya dapat kugapai sebatas punggungnya saja. Seseorang yang cuma sanggup kuhayati bayangannya dan tak akan pernah kumiliki keutuhannya. Seseorang yang hadir sekelebat bagai bintang jatuh yang lenyap keluar dari bingkai mata sebelum tangan ini sanggup mengejar. Seseorang yang hanya bisa kukirimi isyarat sehalus udara,  langit, awan atau hujan..." ---Dee Lestari   Aku masih ingat betul, bagaimana ia meredupkan cahaya di sekitarnya sehingga refleksi cahaya terkumpul pada dirinya. Kemudian mataku mulai mampu melihat kehadirannya. Semakin lama, cahaya itu semakin terang. Sepertinya hanya soal waktu, mataku menjadi buta karenanya. Pantas saja, dia bukan manusia sepertiku. Dia itu alien! Pasti planetnya mirip sekali dengan Bumi, karena dia bisa beradaptasi dengan begitu baik. Dia bahkan mampu membuatku merasa bahwa dia telah mengenalku. Atau mungkin alien memang diciptakan dengan tingkat inte