Perihal Luka

 Ternyata sedih ya saat ngeliat orang yang kita sayang lagi sedih. 

Sedih saat ditinggalkan orang yang disayang memang bukan main-main rasa sakitnya. Bahkan beberapa orang bisa menjadi trauma. Kebanyakan orang merasa dirinya terlalu buruk hingga merasa tak pantas untuk dicintai.

"Apa yang harus aku ubah?" tanyanya dengan lirih.

"Mindset", jawabku.

Setelah ditinggalkan sepihak begitu saja, ia mulai berperang dengan dirinya, dengan kenangan buruknya, dengan masa lalunya, dengan luka barunya. Emosi negatif mulai merajai pikirannya. Cih, orang sebaik kamu mana mungkin tidak pantas dicintai. Yang benar saja!

Jika dia tak sanggup mencintaimu atas keutuhan dirimu, maka peluangnya tak hanya berhenti di sana. Masih ada miliaran orang di muka bumi, come on.

Jika dia meninggalkanmu setelah menjanjikanmu untuk menikah denganmu, lalu menemukan pasangan baru dan akan segera menikah, maka tak perlu meletakkan kesalahan seluruhnya pada dirimu. Hubungan itu tidak hanya dilakukan satu pihak. Jika hubungannya bermasalah, maka semua pihak yang terlibat di dalamnya bermasalah. 

Aku paham, rasanya sangat berat. Pasti. 

Menangislah. Marahlah. Buanglah waktumu untuk menangis, marah, mengutuki. Nikmatilah. Menangislah hingga kamu tak ingin lagi menangisinya. Tapi jangan habiskan seluruh waktumu, yaa.

Jika ada istilah "dunia ini panggung sandiwara", maka kita ini hanya pelakon. Kita punya peran pada waktu tertentu. Mungkin saat ini peranmu adalah orang yang ditinggalkan. Mungkin kemarin peranmu adalah orang paling bahagia karena dicintai orang yang kamu cintai. Mungkin nanti peranmu adalah orang yang paling mengenal dirimu dan hanya akan mengijinkan orang yang mengetahui nilai dirimu untuk tinggal di sisa hidupmu. 

Kamu yang saat ini sedang sedih, tak lantas menjadikan kamu sebagai orang buruk yang tak pantas dicintai, it's not working that way. Kamu yang saat ini meninggalkan orang yang telah mencintaimu dan memilih sosok lain dari masa lalumu, juga tidak bisa didefinisikan seutuhnya sebagai sosok yang buruk. Lagipula tak perlu berlomba melabelkan mana yang buruk, baik yang meninggalkan atau yang ditinggalkan. Pada akhirnya, kita semua akan membuat kesalahan. Kita semua akan mengambil keputusan yang salah dalam hidup. Kita semua akan menyakiti. Kita semua akan menjadi peran buruk dalam kisah hidup seseorang.

Kita semua hanya perlu melihat lebih luas. Kita mungkin terlalu terbiasa menanggapi luka sebagai hal yang buruk, yang menyakitkan. Orang yang terluka tidak selalu buruk. Orang yang melukai mungkin punya alasan sendiri, dan barangkali ia tak pernah bermaksud melukai. Namun, jika kamu sadar telah melukai, ada baiknya meminta maaf. Kita tidak hanya hidup dengan diri sendiri bukan?

Kita semua hanya perlu melihat lebih luas. Jika kacamata yang kamu gunakan sekarang tak membantumu melihat lebih jelas, melihat lebih luas, maka bisa jadi ini kesempatan untuk menggantinya dengan kacamata baru. 

Aku paham rasanya tak mudah, tapi bukan berarti tak bisa dilewati.

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Review Film: Petualangan Sherina 2, Membangkitkan Memori Masa Kecil

Review Series: Gadis Kretek (2023)

Series Celebrity di Netflix