Untuk Kamu
Untuk kamu yang baik hatinya, terima kasih telah menunjukkan padaku bagaimana seharusnya menjadi manusia berbudi pekerti. Kamu mengajarkanku untuk saling berbagi. Pengemis-pengemis itu selalu kamu beri sebagian hartamu saat bertemu di pinggir jalan. Sementara aku masih terlalu selektif memilih pengemis mana yang layak ku beri. Aku terlalu berburuk sangka. Untuk kamu yang sangat menjaga lisan, terima kasih telah mengajarkanku bagaimana seharusnya memelihara mulut ini. Kamu memegang teguh prinsip Nabi Muhammad SAW, “diam adalah emas”. Sementara aku masih sesuka hati berbicara, bahkan terkadang belum tersaring di otak tapi sudah terucap. Hingga lisan ini akhirnya menyakiti hati yang lain. Untuk kamu yang begitu indah sangat tersenyum, terima kasih telah memperlihatkanku keindahan yang indah. Karena senyuman itu, aku belajar untuk tersenyum supaya lebih indah. Menghadapi persoalan hidup ini dengan senyuman, membuatnya terasa lebih ringan. Kini, aku berusaha berbagi. Aku ingi...