Posts

Kok Bisa Ya?

Image
Sejak beberapa hari lalu mulai banyak bermunculan video BCL yang sedang bercerita tentang kisah cintanya. Menyenangkan banget bisa punya kesempatan untuk nonton video itu karena ada banyak insight, yang bisa dipelajari. Menurut gue, menarik sih konsep videonya. Setelah dilihat lagi BCL baru saja melahirkan single terbarunya yang berjudul "12 Tahun Terindah". Kemudian video #LoveStory ini, yang dikemas menjadi 6 episode berdurasi sekitar 30 menit, menceritakan Love Story nya BCL. Di video itu juga BCL cerita bagaimana ia akhirnya memilih untuk #MelangkahLagi dari dukanya. Menariknya lagi, after effect  abis nonton video itu sih, gue kayak ngerasa this is too good to not be shared . So, here it is. Gue akan bahas poin-poin yang berkesan di gue. " I was looking for a partner, and I got the right person. He's not perfect, but he's perfect for me ." Ini memang soal preferensi aja sih. Tiap orang pasti punya seleranya sendiri soal pasangan atau teman hidup yang b

Kangen Nulis?

Image
Biasanya konteks kangen itu karena udah lama gak ketemu kan ya? Kangen gajian...mungkin udah lama gak gajian. Kangen pacar...mungkin udah lama gak ketemu pacar karena karantina. Kangen nulis? Yaelaaah tiiih kayak orang sibuk banget aja sampe setidak sempat itu buat nulis. Kalo nulis diary di kamar mah masih suka, meski gak tiap hari. Soalnya nulis di buku diary palingan yang baca aku sendiri. Kalo nulis di platform sosial yang bisa diakses banyak orang tuh kayak banyaaak aja pertimbangannya.  Ya memang sih, bicaralah yang baik atau diam. Atau "tuntutan" ngasih manfaat kalo mau nulis di public . Tapi....mana sempaaat....keburu mager. Trus gagal maning deh mau nulis. Takut salah ejaan, takut salah struktur kalimat, takut gak ada maknanya, dan beberapa ketakutan lainnya yang gak mau aku sebutin satu persatu hehehehe. Padahal, beberapa orang ada yang udah bisa mengontrol ketakutannya. kalo mau nulis, ya nulis ajaaaa (selama gak ada niatan menyakiti). Soal nanti gimana nyampe di

We Just Don't Know, And That's Okay

Sebagai makhluk yang diciptakan dengan akal, manusia seringkali merasa sebagai makhluk yang sempurna.  Sebab ia mampu berpikir sendiri.  Sebab ia merasa mampu memilih yang ia suka.  Sebab ia merasa bisa melakukan yang ia inginkan. Namun, seringkali pula ia lupa bahwa sebenarnya ia hanya makhluk dengan segala keterbatasan. Ada kalanya ia tidak mengetahui suatu hal, tidak mengerti apa yang sedang terjadi.  Dan sebenarnya itu bukan masalah. So let me tell you... it's okay to not knowing.

Tentang Hujan dan Kenangan di Dalamnya

Oleh: Krisman JS. Banyak hal yang ingin dijelaskan hujan kepada segala hal yang disentuhnya, dilewatinya, tapi tak satupun yang mampu tersampaikan. Hujan hanya ingin menyampaikan bahwa kehadirannya mampu memberi kesegaran pada setiap makhluk hidup di Bumi. Meski ia harus melalui proses yang begitu panjang, mulai dari genangan air di lautan yang diuapkan cahaya matahari, hingga berkumpul membentuk awan kelabu. Seraya ingin menyampaikan, birunya langit yang berubah menjadi kehitaman itu tidak perlu menjadi sesuatu yang ditakuti. Di balik gelapnya awan, ada kejernihan hujan yang akan ikut turun bersama ke Bumi. Beberapa orang ada yang menghindari kedatangan hujan karena disinyalir bisa meningkatkan hawa mager (males gerak, istilah anak muda masa kini). Belum lagi, hujan yang turun dalam durasi lama mampu menyulap tempat tertentu yang semula permukiman menjadi semacam lautan sementara. Meski demikian, beberapa yang lain ada juga yang merindukan kedatangan hujan. Begitulah hujan, hadir

We're All Bad in Someone's Story

Image
Sejujurnya, aku gak ngikutin Avenger dan kawanannya itu. Tapi waktu film Infinity War, aku ikutan nonton. Dan tokoh yang menarik buatku adalah Thanos, dengan segala keunguannya heehhee. Adegan yang cukup mengejutkan adalah ketika Thanos mendorong Gamora, anaknya sendiri, ke jurang, sampai mati! Demi mewujudkan cita-citanya. I was amazed! Daaan... kayaknya udah familiar banget ya cita-cita Thanos ini, menghilangkan setengah populasi dunia supaya sumberdaya yang ada bisa cukup digunain.  Here's the meme anyway~ Thanos mungkin dilihat sebagai tokoh yang jahat, bagi mereka yang terbunuh. Thanos mungkin juga dilihat sebagai pahlawan, bagi mereka yang ternyata terselamatkan dan bisa tetap menikmati sumberdaya yang tersedia. Dari sini, aku makin yakin kalo kita gak berhak nentuin seseorang jahat atau baik karena emang tiap kita punya semua potensi itu.  Dulu, aku menganggap kalo aku ini orang baik. Karena aku merasa mengikuti banyak aturan "baik" yang diajarka

Kadang-kadang, Seringkali

Kadang-kadang aku merasa kecewa Kadang-kadang aku ingin menangis, meski tanpa alasan Kadang-kadang aku ingin berteriak hingga serak Kadang-kadang aku ingin menampar pipiku sendiri Kadang-kadang aku ingin merajuk Kadang-kadang aku menyalahkan diriku Kadang-kadang aku begitu gelisah saat menunggu Kadang-kadang aku merasa waktu begitu cepat melaju Kadang-kadang aku merasa waktu sangat lamban Kadang-kadang aku merasa dunia ini tak adil Kadang-kadang aku begitu memaksa diriku untuk belajar menerima Kadang-kadang aku merasa hanya begitu pandai menasehati Kadang-kadang aku seperti hilang arah Kadang-kadang aku merasa sepi Kadang-kadang aku merasa tak ada yang mampu memahamiku Kadang-kadang... Ya, itu semua hanya kadang-kadang. Seringkali aku merasa dilindungi Seringkali aku merasa diperhatikan Seringkali aku merasa dicintai, setidaknya oleh diriku sendiri.

Gadis yang Kecewa

Ada seorang gadis sedang berjalan melewati toko pakaian. Ada pakaian yang sangat menarik si gadis. Ingin sekali rasanya ia mengenakannya. Dicobanya lah pakaian itu. Ternyata nyaman sekali. Si gadis mulai jatuh cinta. Sialnya, sang ayah merasa keberatan. Harganya terlalu tinggi. Masih banyak hal yang bisa ditebus dengan harga itu. Si gadis tak ingin membuat ayahnya terluka. Ia kuburkan keinginan memiliki pakaian itu. Setidaknya ia pernah merasakan bagaimana nyamannya saat mengenakan pakaian itu. Setidaknya ada memori yang bisa ia kenang meski sangat singkat. Sialnya, satu-satunya kebebasan yang dimiliki manusia adalah kebebasan menentukan sikap. Sisanya, ya terima saja. Bagaimana pun rasanya. Karena terkadang ada hal yang ternyata tidak bisa sesuai dengan apa yang diharapkan, sebanyak apapun diusahakan. Sialnya, si gadis menyadari bahwa ia tidak hidup hanya dengan dirinya sendiri. Pakaian yang menurutnya nyaman ternyata tak selalu memberi kenyamanan bagi yang lain. Baginya, penila