Belum Siap
Aisyah menutup bukunya. Matanya terasa panas. Sejak pukul 13.00 WIB tadi ia berkutat pada soal-soal yang belum terselesaikan seluruhnya. Kini jam dindingnya berdentang, menunjukkan pukul 16.00 WIB. Aisyah merebahkan tubuhnya di atas kasur kesayangannya mencoba menghilangkan penat yang menggandrunginya. Hampir saja matanya terpejam, tiba-tiba dia terlonjak,. "Astagfirullahaladzim, aku belum shalat ashar!" Bergegas ia mengambil air wudhu. "Shalat dapat menghilangkan segala penat" pikirnya. Dengan khusyuk Aisyah memanjatkan do'a. Seusai shalat terasa berbeda. Perasannnya begitu tenang. Penat-penat yang melekat tadi sirna begitu saja. Namun bayangan tentang seseorang dalam pikirnya tak ikut sirna. Aisyah pernah hampir frustasi karena dia. Bagaimana tidak? Laki-laki itu sempat menbuat hari-hari Aisyah menjadi begitu indah dari biasanya. Setiap hari hanya senyuman yang Aisyah berikan saat lelaki itu masih mengisi hidupnya. Namun, saat Aisyah mulai mempercayaka...