Posts

Showing posts from 2019

Gadis yang Kecewa

Ada seorang gadis sedang berjalan melewati toko pakaian. Ada pakaian yang sangat menarik si gadis. Ingin sekali rasanya ia mengenakannya. Dicobanya lah pakaian itu. Ternyata nyaman sekali. Si gadis mulai jatuh cinta. Sialnya, sang ayah merasa keberatan. Harganya terlalu tinggi. Masih banyak hal yang bisa ditebus dengan harga itu. Si gadis tak ingin membuat ayahnya terluka. Ia kuburkan keinginan memiliki pakaian itu. Setidaknya ia pernah merasakan bagaimana nyamannya saat mengenakan pakaian itu. Setidaknya ada memori yang bisa ia kenang meski sangat singkat. Sialnya, satu-satunya kebebasan yang dimiliki manusia adalah kebebasan menentukan sikap. Sisanya, ya terima saja. Bagaimana pun rasanya. Karena terkadang ada hal yang ternyata tidak bisa sesuai dengan apa yang diharapkan, sebanyak apapun diusahakan. Sialnya, si gadis menyadari bahwa ia tidak hidup hanya dengan dirinya sendiri. Pakaian yang menurutnya nyaman ternyata tak selalu memberi kenyamanan bagi yang lain. Baginya, penila

Are You Sad?

" lu sedih gak sih? " Seseorang yang sangat dekat denganku, seseorang yang bisa dibilang paling banyak mendengar kisahku, mengirimkan pesan singkat itu.  Beberapa kejadian memang terasa tak mudah. Kadang aku dibuat meneteskan air mataku. Kadang aku dibuat merasa tak berdaya.  And it sucks, honestly. Bukan bermaksud menyalahkan, tapi mungkin doktrin masa kecil cukup berpengaruh tanpa kita sadari. Tak jarang, orang tua cenderung melarang atau bahkan mungkin di beberapa kasus, ada orang tua yang memarahi anaknya ketika menangis, terlebih di depan umum.  "Jangan nangis, malu tuh diliatin banyak orang!" Kemudian pikiran itu bersarang cukup lama. Menangis adalah hal memalukan. Menangis membuatmu terlihat lemah. Padahal yang harus kau tunjukkan adalah kekuatanmu. Jangan. Menangis! Padahal kan sayang sekali ya, bayangkan kalau kita tak menangis dalam jangka waktu yang cukup lama. Mungkin kelenjar air mata yang kita punya mulai lupa jati dirinya,

Cinta Harus Memiliki?

Kemarin minggu, aku sama temen-temen dari twitter nyobain ngopi di Filkop Melawai. Asik juga ngopi di sana, jadi mau lagi di lain kesempatan. Trus kemarin sempat bahas soal cinta. Jadi aku pernah liat ada yang update di twitter, apa patah hati terbesar yang pernah kamu alami? Trus ada jawaban menarik di kolom komentar, katanya gini "when you give 98% but you just get 5%" Entah kenapa, aku gemes banget bacanya. Akhirnya kubales gini "pamrih hehe". Ternyata dibales lagi sama orang itu gini "sering mengalami cinta tapi tak memiliki ya?" Hmmm.... Menarik kan? Temen-temen yang lain punya tanggapan yang kurang lebih sama, yaitu cinta emang mesti timbal balik. Take and give. Misalnya kalo aku ngasih 90%, setidaknya dia ngasih 50%. Gak harus selalu sama, asal kebutuhan masing-masing terpenuhi. Maksudnya, dalam hal ini mungkin dengan 50% itu aku sudah merasa senang, sementara dia butuh 90%. Nah balik ke soal 98% vs 5%. Bagiku, ketika aku mencintai dan ingin m

We All Cry Differently

Pernah nonton film korea berjudul "We All Cry Differently"? Oke, beberapa orang mungkin sudah semenutup diri itu untuk semua hal berbau korea. Aku dulu pernah juga begitu. Tapi itu sebelum aku nonton drama-dramanya, baik yang film atau serial. Setelah nonton beberapa drama korea, aku jadi tau bedanya pola alur ceritanya ternyata beda sama sinetron lokal kita. Dan ini cukup menggugahku untuk bisa bikin script serial buat bisa ditampilin di tv nasional ahahahhahaha ngimpi aje dulu. Nah, balik ke We All Cry Differently ini... Gokil sih, bisa punya sudut pandang kayak gitu. Sedikit spoiler ya mungkin. Ya gimana, kecoak gitu, yang biasanya dipandang sebagai hewan menjijikan yang mesti banget dibasmi. Ini bisa dilihat dari sisi berbeda. Jujur, abis nonton ini, aku jadi mulai mikirin kecoak. Iya juga ya, padahal mereka tuh gak berisik. Tapi tetep aja orang-orang gak suka. Tetep aja banyak yang nafsu banget ngebunuh begitu liat kecoak. Kita, manusia, sering banget berisik. Di

Jangan Takut Salah

Well, helloooo.... Kali ini aku mau cerita tentang kesalahan. Aku mencontohkan diriku sendiri aja. Seriiiiiiing banget aku ngerasa takut salah. Itu jadi menghambat pergerakanku sih. Misalnya buat menyampaikan apa yang kupikirin pun, lebih suka milih buat disimpen aja daripada dikeluarin tapi salah, berdasarkan standar kebenaran lawan bicaraku. Entah apa yang melatarbelakangi itu. Tapi emang gak mudah mengubah apa yang udah bersarang sekian puluh tahun dalam benak kita ini, jadi sesuatu yang baru. Cuma gak masalah juga kalo mau dicoba. Belakangan ini aku lagi belajar di desa kan. Nah, ada satu momen saat diskusi bareng, aku ditanyain pendapat. Apa yang kupikirkan. Truuuss, perasaan takut salah itu langsung muncul seketika dan menghambat kata-kata yang mestinya bisa dikeluarkan, menghambat apa yang bisa kupikirkan. Aku seperti dijajah oleh ketakutan yang entah darimana asalnya. Dan ia menyadari itu. "Lu takut sama gue ya?" "Enggak, gue..takut salah.." jawabku. &

Maafkan Aku, Diriku

Ini dia nih emang penyebab gak percaya diri. Aku terlalu sering membohongi diriku. Padahal udah janji mau posting tiap hari, tapi sejak awal aja udah kayak gini, melanggar teruuuussss. So, maafkan aku, diriku. Beberapa hari ini aku lagi kurang sehat, batuk pilek udah sekitar dua minggu kayaknya. Ada yang bilang kalo aku masokis heheh. Iya itu becanda. Mungkin aku terkesan senang merasa sakit, sampe membiarkan batuk pilek ini bersarang hingga dua minggu dalam diriku. Oke, maafkan aku lagi yaaa, diriku. Batuk pilek itu kayak penyakit yang sering banget disepelein deh. Ah, cuma batuk pilek, ntar juga sembuh sendiri. Tapi nyatanya hingga 2 minggu, batuk pilek ini masih betah nempel di diriku. Tenang, aku udah berobat ke dokter kok. Namanya dokter Ajib heheh. Dokternya baik banget. Daaan, biaya berobatnya murah banget dah, periksa dan obat 5 kantong dihargai 40ribu!! Iyasih, ini di desa. Oh ya, aku lagi belajar di desa, daerah Purbalingga. Semoga aja aku mampu menyerap banyak hal supaya

Dengarkan Dirimu

Image
Oke, ini mestinya jadi jurnal kemarin. Cuma karena hidup emang sepenuh-kejutan ituuuh, jadi gagal posting. heheheh alasan! Nemu Mainan Baru Jadi kemarin tuh aku nemu aplikasi buat nyoret-nyoret gitu. seru sih. Sebenernya nemunya pas lagi scroll twitter, di kolom reply dari thread komikus gitu. Nama aplikasinya Autodesk SketchBook . Bisa diunduh dari playstore. Trus kucoba-coba deh. Ini hasil karya awalku... Yang ini masih kurang masuk akal sih ya, karena kayaknya si orang ini bisa terbang gitu buat bisa duduk di ayunannya yang super duper ketinggian dari daratan hehehehe. Kalo yang ini masih busuk ajasih tulisannya juga heheheh. Jariku perlu dilemesin lagi nih. Sangat sangat sangat sangat sangat perlu laaaah. Inner Voice is Real Pernah gak sih ngerasa kayak ada suara yang bisikin gitu? Entah itu namanya apa, inner voice? intuisi? suara hati? Ya pokoknya itu lah. Kemarin itu ada kayak yang bisikin gitu deh. Nah aku ikutin, dan itu beneran membantu. Sebe

Digerogoti Kerinduan

Bukannya aku mau merajuk pada semesta, sebab ia lebih dekat denganmu. Aku hanya belum tahu cara paling baik mengelola rasaku. Pada setiap kenang yang mampu begitu saja menggenang, menggerayang, membuat sebagian jiwaku mulai berontak melayang. Mengunjungi tiap-tiap kejadian yang sempat kita lalui bersama. Segala air mata kemudian hanya mampu berjatuhan di hadapan rembulan. Sebab matahari terlalu berambisi untuk menguapkannya. Kemudian yang mampu kulakukan hanya mendistraksi diriku, dari segala hal yang mampu membangkitkan ingatan tentangmu. Bukan, aku tak pernah berniat melupakan. Kau adalah serangkaian muatan yang tak akan kuhapus dari memoriku. Aku rindu lagi. Aku menangis lagi. Tapi tak ada yang bisa mendeteksi air mataku, karena mereka mampu menjelma binar. Mataku tak sembab sayang, apalagi di hadapan mereka yang lebih senang melihat senyumku. Tenang saja, ruam itu hanya bersarang di dalamku. Sedang apa kau? Aku ingin bisa bertemu. Memanjakan kembali lidah kita oleh mak

Kisah Ikan dan Burung

Siang ini aku sedang menikmati bekal makan siangku di bangku kayu kesukaanku dekat kolam belakang sekolah. Di kolam itu ada banyak sekali ikan, dan mereka cantik-cantik. Semilir angin, matahari yang bersinar terang, langit yang begitu cerah, hari ini adalah hari yang sempurna untuk menikmati bekal makan siangku.  Ada ikan cantik yang biasanya berenang ke tepian kolam dekat tempatku duduk. Kukira ia ingin mengajakku berteman. Namun, tak jauh dari tempatku duduk, ada seekor burung kecil yang sedang istirahat dan minum air kolam. Ini bukan kali pertama aku menikmati bekal makan siangku di bangku kayu dekat kolam belakang sekolah. Pemandangan ikan dan burung itu bukan kali pertama tertangkap penglihatanku. Manis sekali mereka. Namun siang ini terasa berbeda. Siang ini ikan cantik itu terlihat gelisah. Ia berenang ke tepi, kemudian ke tengah kolam, lalu ke tepi kembali. Kulihat sekelilingku, sang burung belum tiba. Bekal makananku sudah habis. Bel masuk belum berbunyi, jadi aku bel

After Watching Interstellar

It was not the first time, well actually I watched it twice. Yass, Interstellar. At first, I had no idea what was going on. I still remember when I came out from theatre, I was so blurred. Like, what happened? Yesterday, when I had nothing to do, I had an idea to watch Interstellar, again. This time was slightly better. There are several points I got... First, this whole life is all about love. And I think it's too narrow if your perspective about love is just what happen between girl and boy. Love is more than that. Love is so powerful that can't be limited by time and space. But we just don't understand. Second, yes of course about Murphy's Law. Anything than can go wrong, it will. And wrong doesn't always mean bad. It just means whatever can happen, will happen, like what Cooper said. Third, another person(s) that we love mostly be the reason why we wanna survive, to stay alive. And we need that. Oh again, love. Please don't be afraid to love, be in love.